Hal tersebut dalam dicapai dengan mengembangkan kurikulum yang menekankan pada pembentukan karakter siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan melibatkan seluruh kompenen Pendidikan seperti guru, orang tua dan Masyarakat untuk menguatkan penerapan nilai-nilai Pancasila tersebut. Pancasila menghadapi berbagai tantangan akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era globalisasi.Â
Kemajuan ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, budaya, politik, adat istiadat, dan dunia Pendidikan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi eksistensi Pancasila dikalangan Masyarakat. Oleh karena itu, anak-anak sebagai penerus bangsa perlu mampu menginternalisasikan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupam sehari-hari mereka.
 Penjabaran Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mencerminkan dasar-dasar filosofis yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara di imdonesia. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menegaskan bahwa Indonesia mengakui dan mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam semesta.Â
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradan menekankan pentingnya internasionalisme dan perikemanuasiaan, yang mengakui hak-hak dasar manusia tanpa perbedaan. Sila Persatuan Indonesia menuntut setiap warga negara untuk memupuk persatuan tanpa membedakan suku, golongan, atau agama, dengan tujuan menciptakan persaudaraan yang kuat dianatar bangsa-bangsa di dunia.Â
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan mencerminkan bahwa Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila, Dimana kedaulatan berada di tangan rakyat, yang diwujudkan melalui musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah nasional.Â
Terakhir, Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia menegaskan pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan, menciptakan Masyarakat yang adil dan makmur tanpa penindasan, sesuai dengan prinsip kesejahteraan yang tercantum dalam UUD 1945.
Strategi Pendidikan Pancasila dalam membentengi radikalisme antara lain:
Kebhinekaan, salah satu sila Pancasila adalah "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," yang mengandung nilai-nilai keadilan, persamaan, dan kebersamaan. Pancasila mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan agama, budaya, dan suku, serta menggalang persatuan dalam keberagaman. Ini membantu mengurangi potensi konflik antar agama dan etnis yang dapat memicu radikalisme.
Ketahanan terhadap pengaruh asing, Pancasila juga mendorong kelangsungan dan ketahanan nasional. Dengan mengutamakan kedaulatan, negara dapat lebih berhati-hati dalam mencegah pengaruh asing yang dapat mendorong ideologi radikal.
Demokrasi. Pancasila mengakui pentingnya demokrasi dalam mengambil Keputusan politik. Demokrasi memberikan wadah untuk berdiskusi, berpendapat, dan mengekspresikan pendapat tanpa kekerasan. Hal ini dapat mengalihkan individu yang frustasi atau tidak puas dengan sistem politik kearah yang lebih konstruktif daripada radikalisme.
Ketertiban dan keadilan, Pancasila menegakkan keadilan sosial sebagai salah satu prinsip utama. Ini menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan adil, mengurangi ketidakpuasan yang dapat mendorong seseorang menuju ekstremisme sebagai jalan keluar.Â