Mohon tunggu...
Fairy Monisha
Fairy Monisha Mohon Tunggu... Pharmacist -

yes, i am childish and that's my charm!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Kata-kata Kasarmu

2 Maret 2018   09:35 Diperbarui: 2 Maret 2018   09:43 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"dearERES"

Dari kata-kata kasarmu

Pagi itu aku terbangun dengan air mata yang mengering dipipi dan bulu mata yang masih basah

Kau adalah kakak laki-laki yang mengajarkanku akan banyak hal

Kau adalah sosok saudara yang bagaimanapun aku menjadi kuat dan mandiri, 

aku selalu ingin menjadi adik perempuanmu yang rapuh dan manja.

Selalu.

Dari kata-kata kasarmu,

Mungkin lima tahunku berlalu seperti tahun-tahun sebelumnya

Namun rinduku pada hijau dan kegelapan selalu akan membawaku pada malam panjang penuh air mata

Terang benderang yang diciptakan oleh kegelapan dan kesepian adalah kita, aku dan jiwamu.

Dari kata-kata kasarmu,

Aku memilih hilang ditelan megaria dan gemerlapnya kehidupan

Aku memilih pergi dan membiarkanmu berbahagia dengan kehidupanmu

Tidak ada yang tau betapa perihnya hati ini melihat kebahagiaanmu, dan aku bukan laggi salah satu dari sejuta alasan yang akan membuatmu tersenyum bahagia dan bangga bahwa memiliki adik perempuan sepertiku

Kebanggaanmu runtuh berganti kata-kata kasar, dan aku masih menangisinya sampai hari ini

Dari kata-kata kasarmu,

Aku menyadari bahwa menyakiti dan disakiti adalah hal paling manusiawi yang pernah kita dapati selama bersama

Tidak akan pernah seorang adik benar-benar akan menyakikiti kakaknya tanpa dia merasa terluka

Dan tidak akan pernah ada kakak yang menyakiti adiknya tanpa disertai adanya sesal dan diam yang panjang

Diam ini terlalu lama

Bahkan aku tidak benar-benar berucap maaf untuk kesalahan yang tidak sengaja bahkan tidak kusadari telak merusak hatimu

Maaf untuk ke-manusiawi-an yang membuatku terlalu sensitif dan egois sehingga akhirnya menutup diri adalah satu-satunya cara yang menjadi pilihanku

Dari kata-kata kasarmu,

Aku belajar menerima kekalahan padahal kau satu-satunya yang selalu meyakinkan bahwa aku akan selalu menjadi nomor satu

Mengalah  kadang menjadi pilihanmu asalkan aku tetap menjadi nomor satu

Kata-katamu yang membuktikan pada akhirnya bahwa aku hanyalah seorang pecundang, dan menang bukan dengan usahaku.

Kemenanganku adalah buah dari cinta mu kepada adik perempuanmu

Bukan aku yang hebat, namun kakakku menghebatkanku sehingga aku meyakini bahwa aku akan menjadi hebat di luar sana

Kemudian hebat menjadi kebiasaan dan menjadi jiwa bagiku

Namun ternyata aku kalah dengan pergi dan kehilangan kakak laki-laki terbaikku

Dari kata-kata kasarmu,

Semua berakhir dan bermula

Aku menjadi lebih dewasa

Tidak ada yang pernah berusaha mengetuk pada pintu yang terbuka

Dan aku tidak sedang  menunggu seseorang, akan mengetuk disana

Pintu itu terbuka karena berharap seseorang akan menerobos masuk dan mancari tau apa yang ada di dalam, menemani kehidupan yang ada di dalamnya

Mematahkan serapah yang kau tuliskan dalam bentuk nasihat penuh kebencian untuk sikapku kala itu

Mematahkan kata-kata kasarmu akan jiwaku yang akan selalu kesepian

Mematahkan tahayul tentang aku yang tak akan bisa dimengerti dan dipahami oleh sesiapapun

Dari kata-kata kasarmu,

Tentang laki-laki yang mungkin tak akan dapat bersamamu

Tentang kebenaran yang semuanya adalah kebenaranku

Tentang aku dan diriku serta jiwaku

Dari kata-kata kasarmu,

Aku tertegun saat aku merasa bahwa aku disingkirkan setelah kau menemukan perempuan yang akan menjadi jimat dan ibu bagi anak-anakmu kelak

Tapi aku adalah adik perempuanmu

Tak bisakah aku menjadi salah satu dari sumber kebahagiaanmu?

Tak bisakah aku menjadi orang yang disela pertarungannya, berharap kau adalah salah satu yang akan merasa bangga akan keberhasilanku terhadap sesuatu?

Tak bisakah dua perempuan berjalan bersisian dan kau menggandeng keduanya denga lembut dan penuh kasih?

Tak bisakah kita saling menasehati tanpa harus berpihak  dan membuat yang lain tersakiti?

Tak bisakah kau meletakkan tanganmu diatas kepalaku sementara tanganmu yang lain menggenggam erat tangan perempuan lain yang bukan ibumu?

Apakah aku tidak berarti sehingga statusku sebagai "selamanya adik perempuanmu" harus beralih menjadi "dia" "si perempuan asing" "dulu" "masa lalu" "pernah dekat" "junior" "si kunyuk"

Tak bisakah kau juga mengingatku dalam sujudmu, mendoakan perempuan asing ini agar aku menemukan kebaikan sepanjang hidupku?!

Dari kata-kata kasarmu,

Tahun-tahun berlalu

Dan aku masih ingin menjadi adik perempuanmu sau-satunya dan tak akan pernah disingkirkan apapun yang ada dihadapanmu

Aku masih ingin menjadi si kunyuk songong yang kakak laki-lakinya akan selalu menasehatinya tentang hidup, mengajarkan cinta, dan bersama saling menuju kebaikan

Dari kata-kata kasarmu,

Aku tau kau tak bermaksud menyakiti adik perempuanmu satu-satunya

Aku memaafkanmu, karna manusawi untuk berbuat salah

Dari kata-kata kasarmu,

Butuh waktu lama bagiku untuk menyadari

Aku adalah adik perempuan angkuh yang tidak pernah kau tinggalkan

Namun aku lah yang memilih pergi meninggalkan kakak laki-lakiku yang baik

Dari kata-kata kasarmu,

Aku memaafkan diriku atas kelalaianku

Permohonan maafku tidak tulus, tapi kau akan memaafkanku

Karena aku adalah adik perempuanmu.

Satu-satunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun