"dearERES"
Dari kata-kata kasarmu
Pagi itu aku terbangun dengan air mata yang mengering dipipi dan bulu mata yang masih basah
Kau adalah kakak laki-laki yang mengajarkanku akan banyak hal
Kau adalah sosok saudara yang bagaimanapun aku menjadi kuat dan mandiri,Â
aku selalu ingin menjadi adik perempuanmu yang rapuh dan manja.
Selalu.
Dari kata-kata kasarmu,
Mungkin lima tahunku berlalu seperti tahun-tahun sebelumnya
Namun rinduku pada hijau dan kegelapan selalu akan membawaku pada malam panjang penuh air mata
Terang benderang yang diciptakan oleh kegelapan dan kesepian adalah kita, aku dan jiwamu.
Dari kata-kata kasarmu,
Aku memilih hilang ditelan megaria dan gemerlapnya kehidupan
Aku memilih pergi dan membiarkanmu berbahagia dengan kehidupanmu
Tidak ada yang tau betapa perihnya hati ini melihat kebahagiaanmu, dan aku bukan laggi salah satu dari sejuta alasan yang akan membuatmu tersenyum bahagia dan bangga bahwa memiliki adik perempuan sepertiku
Kebanggaanmu runtuh berganti kata-kata kasar, dan aku masih menangisinya sampai hari ini
Dari kata-kata kasarmu,
Aku menyadari bahwa menyakiti dan disakiti adalah hal paling manusiawi yang pernah kita dapati selama bersama
Tidak akan pernah seorang adik benar-benar akan menyakikiti kakaknya tanpa dia merasa terluka
Dan tidak akan pernah ada kakak yang menyakiti adiknya tanpa disertai adanya sesal dan diam yang panjang
Diam ini terlalu lama
Bahkan aku tidak benar-benar berucap maaf untuk kesalahan yang tidak sengaja bahkan tidak kusadari telak merusak hatimu
Maaf untuk ke-manusiawi-an yang membuatku terlalu sensitif dan egois sehingga akhirnya menutup diri adalah satu-satunya cara yang menjadi pilihanku
Dari kata-kata kasarmu,
Aku belajar menerima kekalahan padahal kau satu-satunya yang selalu meyakinkan bahwa aku akan selalu menjadi nomor satu
Mengalah  kadang menjadi pilihanmu asalkan aku tetap menjadi nomor satu
Kata-katamu yang membuktikan pada akhirnya bahwa aku hanyalah seorang pecundang, dan menang bukan dengan usahaku.
Kemenanganku adalah buah dari cinta mu kepada adik perempuanmu
Bukan aku yang hebat, namun kakakku menghebatkanku sehingga aku meyakini bahwa aku akan menjadi hebat di luar sana
Kemudian hebat menjadi kebiasaan dan menjadi jiwa bagiku
Namun ternyata aku kalah dengan pergi dan kehilangan kakak laki-laki terbaikku
Dari kata-kata kasarmu,
Semua berakhir dan bermula
Aku menjadi lebih dewasa
Tidak ada yang pernah berusaha mengetuk pada pintu yang terbuka
Dan aku tidak sedang  menunggu seseorang, akan mengetuk disana
Pintu itu terbuka karena berharap seseorang akan menerobos masuk dan mancari tau apa yang ada di dalam, menemani kehidupan yang ada di dalamnya
Mematahkan serapah yang kau tuliskan dalam bentuk nasihat penuh kebencian untuk sikapku kala itu
Mematahkan kata-kata kasarmu akan jiwaku yang akan selalu kesepian
Mematahkan tahayul tentang aku yang tak akan bisa dimengerti dan dipahami oleh sesiapapun
Dari kata-kata kasarmu,
Tentang laki-laki yang mungkin tak akan dapat bersamamu
Tentang kebenaran yang semuanya adalah kebenaranku
Tentang aku dan diriku serta jiwaku
Dari kata-kata kasarmu,
Aku tertegun saat aku merasa bahwa aku disingkirkan setelah kau menemukan perempuan yang akan menjadi jimat dan ibu bagi anak-anakmu kelak
Tapi aku adalah adik perempuanmu
Tak bisakah aku menjadi salah satu dari sumber kebahagiaanmu?
Tak bisakah aku menjadi orang yang disela pertarungannya, berharap kau adalah salah satu yang akan merasa bangga akan keberhasilanku terhadap sesuatu?
Tak bisakah dua perempuan berjalan bersisian dan kau menggandeng keduanya denga lembut dan penuh kasih?
Tak bisakah kita saling menasehati tanpa harus berpihak  dan membuat yang lain tersakiti?
Tak bisakah kau meletakkan tanganmu diatas kepalaku sementara tanganmu yang lain menggenggam erat tangan perempuan lain yang bukan ibumu?
Apakah aku tidak berarti sehingga statusku sebagai "selamanya adik perempuanmu" harus beralih menjadi "dia" "si perempuan asing" "dulu" "masa lalu" "pernah dekat" "junior" "si kunyuk"
Tak bisakah kau juga mengingatku dalam sujudmu, mendoakan perempuan asing ini agar aku menemukan kebaikan sepanjang hidupku?!
Dari kata-kata kasarmu,
Tahun-tahun berlalu
Dan aku masih ingin menjadi adik perempuanmu sau-satunya dan tak akan pernah disingkirkan apapun yang ada dihadapanmu
Aku masih ingin menjadi si kunyuk songong yang kakak laki-lakinya akan selalu menasehatinya tentang hidup, mengajarkan cinta, dan bersama saling menuju kebaikan
Dari kata-kata kasarmu,
Aku tau kau tak bermaksud menyakiti adik perempuanmu satu-satunya
Aku memaafkanmu, karna manusawi untuk berbuat salah
Dari kata-kata kasarmu,
Butuh waktu lama bagiku untuk menyadari
Aku adalah adik perempuan angkuh yang tidak pernah kau tinggalkan
Namun aku lah yang memilih pergi meninggalkan kakak laki-lakiku yang baik
Dari kata-kata kasarmu,
Aku memaafkan diriku atas kelalaianku
Permohonan maafku tidak tulus, tapi kau akan memaafkanku
Karena aku adalah adik perempuanmu.
Satu-satunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H