Â
Tapi santri putri tersebut tetap ingin membantu Qais. Dia merasa kasihan melihat Qais mengerjakan hukuman itu sendirian. Sebenarnya santri putri tersebut sudah sering membantu Qais mengerjakan hukumannya.
Â
"Layla cukup! Kamu tidak usah membantuku lagi. Nanti kamu dihukum pengurus keamanan kalau ketahuan mambantuku", bentak Qais
Â
"Aku hanya ingin membantumu", kata Layla pelan
Â
Karena merasa tidak dihiraukan, akhirnya Qais membiarkan Layla membantunya. Ya, namanya Layla. Seorang santri dari desa yang dikenal sangat ramah dengan semua orang, mudah bergaul dan murah senyum. Sebenarnya Layla sudah lama menyimpan rasa suka pada Qais, tapi dia takut untuk mengutarakan rasa sukanya itu. Dan disisi lain, Qais pun sebenarnya mempunyai rasa yang sama pada Layla. Tapi Qais juga sadar diri akan dirinya. Apalah daya dirinya yang hanya seorang santri nakal yang suka melanggar peraturan. Apakah mungkin dia pantas untuk Layla yang baik hati. Setelah lama saling diam, tiba-tiba Layla berkata kepada Qais
Â
"Qais, sebenarnya aku sudah lama menyukaimu. Tapi aku takut menyampaikan rasaku ini padamu. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk menyampaikan rasaku ini padamu", kata Layla pelan. Mendengar hal itu, hati Qais langsung berdegup kencang. Dia tidak menyangka jika Layla juga rasa yang sama padanya.
Â