Sesampainya di kamar mandi santri putri, Qais langsung mulai menyikat setiap sudut kamar mandi. Tidak peduli banyak santri putri yang berjalan lalu lalang disekitarnya. Tidak peduli dia ditertawakan dan diolok-olok oleh santri putri.
Â
"Ihhh... lihat deh. Malu-maluin pondok kita aja" kata seorang santri putri.
Â
"Iya, malu-maluin pak kyai kita. Di pondok bukannya belajar malah melanggar peraturan" sahut santri putri yang lain.
Â
Semua omongan santri putri tersebut tidak dia hiraukan. Dia tetap dengan enjoy membersihkan kamar mandi. Toh, hitung-hitung buat olahraga. Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa adzan dzuhur sudah berkumandang. Tapi tugas Qais belum selesai, jadi dia memutuskan untuk menyelesaikan tugasnya terlebih dulu, baru kemudian kembali ke asrama. Saat sedang asyik menyikat WC, tiba-tiba  ada santri putri yang ikut membantu Qais membersihkan kamar mandi.
Â
"Sini aku bantu, kelihatannya kamu capek" kata santri putri tersebut
Â
Tapi Qais dengan cepat mencegah santri putri tersebut membantu dirinya, "Tidak usah membantuku. Ini hukumanku jadi aku yang harus mengerjakannya. Lebih baik kamu pergi sholat dzuhur sana"