Seandainya, Nat ... seandainya hari itu aku tidak membiarkanmu pergi. Seandainya aku mau mendengarkan alasan-alasan dan rayuanmu seperti biasa. Seandainya aku bisa sekali lagi untuk terakhir kali memaafkanmu. Seandainya aku tidak berkeras kepala dan berkeras hati, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Mungkin sekarang kita masih bisa bertemu, melakukan hal-hal gila, menikah, merawat anak-anak kita dan menjadikan mereka penakluk puncak sepertimu.
Aku membetulkan posisi duduk, masih menghadap leptop berwarna pink yang kursornya berkedip-kedip mengikuti irama detik jam di dinding. Kuraih kotak persegi warna putih, membuka dan mengambil sebatang rokok lalu menyulutnya dengan tangan bergetar.
...
Malam ini,
Mungkin aku tak sendiri
Tapi berdua, bersama kenangan kita di masa lalu
Menyesap sisa-sisa rindu dan sesal yang tertinggal
Damailah kekasihku
Kuyakin Tuhan menjagamu
Tidurlah dengan tenang, Tuan Penakluk Puncakku
Kuyakin Tuhan mencintaimu