8 Juni 2011
"Nyony, bentar lagi gue nyampe rumah. Gue metik bunga edelweiss buat lo, Nyony. Gue lupain kode etik demi lo. Gue tahu, lo udah lama pengenin bunga itu kan?"
Nat sepertinya tahu aku sangat ingin memiliki bunga edelweiss. Kata orang, edelweiss adalah lambang keabadian, bunga itu tidak akan pernah mati. Anehnya, Nat tidak pernah mengizinkanku metik satu edelweiss pun setiap kami mendaki. Nat bilang, pantang bagi seorang pencinta alam mengambil edelweiss, meski hanya satu tangkai. Ya, dan Nat seorang pelanggar janji ulung!
"Hallo, sayang ... kangen, ya?" sapa Nat dari sebrang telepon.
"PEDE! Gue cuma mau nanya, lo mau makan apa? Eh, kapan gue bilang pengen bunga itu?"
"Ciee, emang lo bisa masakin gue apa selain mi instan? Lo nggak pernah bilang, tapi gue sering lihat lo mandangin bunga edelweiss dan tiap lo mau petik langsung gue pelototin, hehe."
"Masak aer! Hah, basi lo! Sok iye jadi anak pencinta alam, ujung-ujungnya bikin pelanggaran!"
"Jiah, masak aer mah anak SD juga bisa, Nyony. Tapi boleh deh, buat mandi. Mandi bareng, hehe! Gue bukan pencinta alam, gue mah pencinta wanita, cinta Nyonya!"
"BERISIK LO!"
"Yang suka berisik kan elo, Nyony? Berisik ketika bercinta di alam bebas, haha!"
"Lo mau ngapain ke rumah gue? Mau bikin gue tambah kesel?"