Mohon tunggu...
murtiana nainggolan
murtiana nainggolan Mohon Tunggu... Guru - guru

menyukai dunia literasi, guru bahasa daan sastra Indonesia jenjang SMA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahan Ajar yang Tepat untuk Meningkatkan Daya Literasi Siswa

24 Juni 2024   10:42 Diperbarui: 24 Juni 2024   11:02 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Pemilihan bahan literasi menentukan kualitas literasi tersebut, berdasarkan 61 responden siswa yang menjawab pertanyaan terhadap minat mempelajari buku diperoleh data tertinggi 41% buku yang disertai visual gambar. Berbagai bahan literasi yang ditawarkan adalah (1) buku cetak konvensional, (2) buku digital dari berbagai aplikasi, (3) audiobook pada gawai  (4) teks sinopsis atau resensi (5) buku dengan visual gambar. Lima bahan ajar tersebut mempunyai peminat meskipun dengan persentase berbeda, guru dapat mencoba berbagai ragam bahan literasi tersebut pada jenis materi yang berbeda dalam satu rencana pembelajaran semester.

            Aspek kegiatan literasi membaca, memirsa, menulis, mempresentasikan, berbicara, dan menyimak sesuai dengan kurikulum merdeka, perlu direpresentasikan dari berbagai sumber bahan ajar. 

Memirsa dan menyimak mempunyai daya dukung sumber bahan ajar, fasilitas belajar, dan metode pembelajaran yang dapat dieksplorasi bersama siswa. Penggunaan media digital visual atau audio visual seperti power point, iklan, film, internet (web, media sosial) dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk mendukung metode pembelajaran (Huri, 2021).

E. Pembiasaan Membaca

            Membaca merupakan kegiatan berliterasi yang paling umum kita lakukan. Namun perilaku pembiasaan membaca ini masih belum maksimal. Bahan ajar membaca seharusnya tidak selalu berpusat pada guru, tetapi siswa dapat memanfaatkan waktu luang dengan membaca hal-hal yang paling dekat dengan dirinya. Misalnya, informasi pada media sosial, informasi di tempat-tempat publik, dan buku yang ringan untuk dibaca sesuai minat. Untuk mendapatkan kualitas membaca yang baik dapat membuat strategi membaca, antara lain:

  • Melakukan penjadwalan membaca buku
  • Menentukan target membaca buku dalam sebulan, misalkan satu buku fiksi dan satu buku nonfiksi
  • Membiasakan membaca cermat pada media sosial dan tempat public, agar terhindar dari informasi hoaks.
  • Jika tidak menyukai membaca buku, mulailah dari buku-buku yang ringan sesuai dengan hobi pribadi.
  • Memastikan informasi yang diketahui benar, baru kemudian dapat menginformasikan kepada orang lain atau dikenal dengan istilah sharing sebelum share.
  • Belajar memberikan pendapat atau menceritakan kepada orang terhadap hasil baca yang diperoleh, agar dapat menstimulus perkembangan berpikir kritis.
  • Hasil membaca dapat ditulis dalam bentuk resensi atau sinopsis agar memperbanyak kosakata.

Membaca dan menyimak merupakan kegiatan reseptif yaitu menerima informasi dari kegiatan tersebut. Jika kegiatan reseptif maksimal, maka dapat diimbangi dengan kegiatan produktif yaitu menulis dan berbicara. Berdasarkan data diagram dari angket digital berikut diperoleh data menulis teks 41% bahwa siswa hanya menulis ketika pada pelajaran sekolah saja berupa teks nonfiksi. 

Kegiatan menulis yang masih mengambil peran dari guru yang cukup besar untuk siswa mau mencoba menulis. Kegiatan menulis ini diawali dengan kegiatan reseptif membaca dan menyimak informasi yang berkualitas, sehingga dari kegiatan reseptif siswa dapat memperbanyak kosakata untuk kegiatan produktif baik menulis maupun berbicara.

F. Strategi Pembelajaran Berdaya Literasi

            Strategi untuk meningkatkan daya literasi siswa berbeda-beda sesuai dengan usia. Pada pembahasan ini, responden merupakan siswa Madrasah Aliyah (MA) setingkat SMA sehingga siswa sudah mempunyai minat, memilih bahan literasi, serta memahami maksud dari kegiatan berliterasi. 

Strategi pembelajaran berdaya literasi bagi siswa gen Z, memberikan tantangan tersendiri bagi guru. Siswa remaja yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi perlu diarahkan untuk tahu tentang hal-hal positif yang dapat mendukung prestasi mereka. Perlu kerja sama dengan instansi sekolah dan semua pihak warga sekolah. 

Khususnya di MAN 2 Surakarta, sudah mempunyai fasilitas perpustakaan, laboratorium bahasa, serta program madrasah riset mendukung peningkatan daya literasi siswa. Khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu lainnya memberikan kegiatan kepada siswa setor buku bacaan kepada guru bekerja sama dengan pustakawan sebagai penyedia buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun