Dari pengalaman saya, saya perlahan lupa dengan gim sewaktu sekolah dulu, adalah karena kegiatan yang memadat. Yang tak kalah penting juga, minat saya sudah beralih kepada hal-hal di dunia nyata yang bagi saya lebih rewarding.
3. Penghargaan, reward
Gim menggunakan penguatan perilaku yang didesain sedemikian rupa untuk menjadikan pemainnya betah mengejar penghargaan di dalamnya. Begitu juga jika kita ingin anak mengejar target yang kita buat. Harus ada penghargaan yang mengikuti setiap langkahnya.
Seperti yang sudah dijelaskan, gim selalu memberikan penghargaan sekecil apa pun hasil dan usaha pemainnya.
Hadiah atau penghargaan ini juga dibagi menjadi hadiah besar dan kecil. Hadiah besar akan menjadi alasan besar anak untuk mengubah kebiasaan bermain gimnya. Mungkin lebih bersifat materi (benda), karena sesuatu yang berwujud dan tidak ngawang-ngawang mungkin akan lebih memotivasi anak.
Selain hadiah besar akan ada hadiah kecil yang mengiringi setiap langkah kecil anak. Penghargaan ini tidak harus selalu material, yang penting adalah stimulus yang menyenangkan.
Stimulus menyenangkan ini sifatnya individual. Tidak semua reward akan sama efeknya bagi anak. Orangtua sebaiknya mencari tahu penguatan terbaik untuk anak, bisa dengan cara mencari apa yang memotivasi anak di masa lalu.
Penghargaan alami seperti pujian juga lebih dianjurkan di samping imbalan materi, karena pujian akan meningkatkan harga diri anak.
Seperti yang sudah dijelaskan, gim memberikan konsep diri yang positif pada anak. Kita harus membangkitkan konsep diri yang positif ini di dunia nyata.
Pujian yang diberikan juga tidak boleh pujian kosong. Pujian terbaik adalah yang berisi penghargaan terhadap usaha, bukan semata hasil.
Memberikan masukan dan kritik juga sesekali boleh. Riset menunjukkan, anak sesungguhnya tidak keberatan dikritik. Namun ada cara agar ia menerima kritik, yaitu menggunakan rasio 2:1, pujian berbanding kritik.