Satu-satunya  hukuman yang didapat seorang pemain gim adalah bila ia tidak berusaha  cukup keras dalam bermain, itu saja. Hal ini berkaitan dengan konsep  diri.
Manusia menilai dirinya dari apa yang dia alami dan dapatkan  dari lingkungan. Bila lingkungan memberikan sikap yang positif, maka ia  akan merasa dirinya berharga. Dengan bentuk apresiasi ini, gim selalu  memberikan konsep diri yang positif bagi pemainnya.
3. Prestise dan paradigma prestasi
Ada kesenangan tersendiri jika memiliki karakter avatar gim dengan level yang tinggi dan kemampuan mumpuni, sehingga "dianggap" oleh pemain gim lain. Semacam prestise tersendiri yang hanya bisa dipahami sesama pemain gim.
Rasa senang juga didapat ketika berhasil mendapatkan benda-benda langka virtual dalam gim, meningkatkan poin experience level, atau ketika berhasil memenangkan suatu adu tanding.
Ibarat  di Kompasiana, kesenangan sejenis seperti ketika tulisan diapresiasi  pembaca, menjadi artikel utama, menang kompetisi blog, mendapatkan K-Rewards atau THR Kompasiana. Seperti Admin bilang, K-Rewards memengaruhi antusiasme Kompasianer.
Ya kan, Min? #Eh
4. Asimilasi antara pemain dan karakter virtualnya
Dalam gim yang sifatnya role playing, pemain akan membuat karakter virtual yang terlihat sempurna dan "gue banget". Karakter virtual miliknya itu, terasa seperti sosok alternatif dirinya di dunia lain.
Gim daring biasanya punya sistem barang kosmetik yang berfungsi membuat  tampilan karakter gim unik, berbeda dari yang lain. Contohnya Mobile Legends memiliki sistem barang kosmetik yang disebut skin.
Di mata para pemain gim ini, selain punya manfaat saat bertanding, skin punya gengsi. Makin banyak skin yang dimiliki dan makin sulit mendapatkannya, makin terlihat keren.