Lalu bukti-bukti selanjutnya justru semakin kuat. Riko jadi jarang pulang dengan alasan pekerjaan. Dan Lesti menemukan bukti penggunaan kartu kredit di hotel-hotel. Keterlaluan!
Anehnya, Lesti saat itu menjadi tidak berdaya, dia menjadi tidak sekuat dulu. Lesti hanya bisa menangis dan pasrah.
Perubahan sikap Lasti membuat Riko bertanya-tanya. Lasti jadi sering diam, murung dan jutek kalau didekati. Dan pertengkaran pertama dalam rumah tangga mereka pun terjadi.
Lasti yang tidak tahan dengan sikap Riko akhirnya buka mulut soal dia mengetahui semua kelakuan Riko.Â
Lagi-lagi Riko berkelit, persis seperti saat SMP dulu. Hati Lasti sakit, namun ia bertahan demi bayinya.
Bukti perselingkuhan Riko kian terlihat jelas. Entah saat Lasti gigih mencari-cari tahu atau Tuhan yang memang menunjukkan bukti-bukti itu dengan gamblang.
Dunia Lasti hancur. Ia tidak mau menceritakan hal ini pada ibu dan bapak. Ia tidak sanggup. Ia tidak bisa membayangkan perasaan ibu dan bapak seandainya tahu rumah tangga anaknya hancur.
Penantian ibu dan bapak untuk melihatnya menikah sudah terlalu lama dan masa iya kini ia harus menghancurkan kebahagiaan ibu dan bapak dengan masalah rumah tangganya yang baru seumur jagung?
Lasti pasrah. Apalagi sejak Amara lahir justru Riko menjadi sangat jarang pulang. Kalaupun pulang, hanya pertengkaran yang ada di antara mereka.
Riko mana mengerti soal mengurus anak, soal luka pasca caesar yang belum juga pulih tapi harus berjuang merawat anak sendirian.Â
Riko tidak akan pernah mengerti betapa frustasinya Lasti ketika ASI-nya tidak lancar, betapa lelahnya ia harus terjaga sepanjang malam dan siangnya berkutat dengan pekerjaan rumah.