Tapi, di sisi lain Jingga merasakan tatapan dan senyum Kazib terasa lain untuknya. Jingga merasa Kazib diam-diam menggodanya. Sikap Kazib seolah mencoba mengusik hatinya. Mencabik pertahanan hati Jingga agar tak lagi tahu diri dengan posisinya.
Sebisa mungkin keinginan untuk mencuri pandang diam-diam ke arah Kazib tidak ingin Jingga lakukan. Tapi rupanya Jingga tidak sanggup menahan hasrat ingin melihat Kazib lagi dan lagi. Sialnya, justru mata mereka sering bertemu secara tidak sengaja dan itu semakin membuat keduanya salah tingkah. Kazib tersenyum dan justru membuat hati Jingga semakin tak karuan.
Sara bahkan tidak menyadari itu, malahan membiarkan Jingga dan Kazib duduk berduaan, berhadapan satu sama lain sedangkan Sara beranjak meninggalkan mereka demi panggilan telepon dari rekan kerjanya.
"Kamu cantik, seandainya kita ketemu jauh sebelum aku mengenal Sara...,"
Jingga tersipu. Hatinya dikuasai perasaan tak menentu. Ini salah. Jelas-jelas Jingga menyadari ini adalah kesalahan. Tapi entah kenapa dia justru suka. Melebihi apapun. Jingga tidak merasa risih atau terganggu. Jingga menyukai Kazib. Meski ini adalah pertemuan pertama mereka. Meski Sara adalah sahabat baiknya.Â
***
September 2020,
Jingga menikmati semua momen ini. Desahan napasnya semakin keras dan tak terkendali namun Kazib tidak berniat menghentikannya. Malahan justru Kazib semakin menjadi membuat Jingga tak berdaya dan pasrah diburu kenikmatan.
Keduanya semakin larut dalam peluh yang membawa mereka pada dosa. Kazib membiarkan dirinya menguasai tubuh dan hati Jingga. Semakin dalam, semakin intim. Dan ini sudah kesekian kalinya mereka melakukan hubungan panas dan terlarang, sejak pertemuan pertama mereka di caf saat itu.
Beberapa hari setelah hari itu, diam-diam Kazib mengajak Jingga untuk bertemu. Berdua saja, tanpa Sara.
Lalu berlanjut hingga pertemuan-pertemuan mereka berikutnya. Bahkan frekuensi bertemu antara Kazib dan Sara sudah dikalahkan oleh waktu pertemuannya dengan Jingga.