Mohon tunggu...
Amri MujiHastuti
Amri MujiHastuti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Sekolah Dasar

Pengajar, Ibu, pemerhati pendidikan anak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Autobiografi: Stronger for Better Future

28 Februari 2019   11:27 Diperbarui: 28 Februari 2019   11:40 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku selalu menjadi guru pengajar, pendidik sepanjang masa setelah lulus kuliah bahkan sebelumnya aku sudah mengajar di sebuah sekolah sebagai guru honorer. Sejak itu hari senin sampai sabtu sejak pagi hingga minimal jam dua siang aku selalu di kelas, dan di kelas. Kadang -- kadang di hari yang sama aku juga pergi dari satu sekolah ke sekolah berikutnya. Aku punya jam yang cukup padat dan hal itu mengalihkan perhatianku dari urusan perjodohan atau melakukan hal yang aku suka.

Namun di tahun 2012 tepatnya bulan Februari jodoh itu datang. Ibu dan bapakmu bukan teman sekolah, dan kami tak saling mengenal sebelumnya namun Allah yang telah mempertemukan kami. Kehadiranmu melengkapi kebahagiaan kami. Di bulan Mei tahun 2014 kau hadir menyejukkan mata dan hati kami dan menjadi kesayangan kami. Penantian akan kehadiranmu sempat membuatku resah dan merana. Aku telah sangat, sangat meridukanmu sehingga saat kau hadir diantara kami lengkaplah kebahagiaan itu.

Kau putra seorang guru. Saat umurmu belum genap 3 bulan, ibu telah harus kembali ke sekolah mengajar dan mendidik di sekolah. Namun aku ingin kau tetap mendapatkan ASI eksklusif hingga 6 bulan dan meneruskannya hingga 2 tahun. Saat ibu mendidik di sekolah, ibu berdoa kau akan mendapatkan guru -- guru yang menjaga, menyayangimu, dan menerima bakat serta kesulitanmu sebagai bagian dari amanahnya sebagai seorang pendidik. Namun saat ini kau baru berumur 3 tahun dan belum masuk ke sekolah formal, kau akan bermain dan belajar dengan ibu sepulang ibu dari sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun