Mohon tunggu...
Eva Yanty Aritonang
Eva Yanty Aritonang Mohon Tunggu... Guru - Guru

selain sebagai pengajar di salah satu sekolah, saya menemukan ketertarikan dalam mengembangkan bakat menulis. sebagai penulis amatir, saya membutuhkan banyak kritik dan saran yang tentunya bersifat membangun karya saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pelaku Usaha Kuliner dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

18 Februari 2023   21:14 Diperbarui: 18 Februari 2023   21:34 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaku usaha kuliner lainnya melakukan inovasi penjualan dengan cara pembelian menu dengan sistem paket agar harganya lebih hemat. Perbandingan harga akan terlihat sangat berbeda jika dibandingkan membeli per menu daripada  per paket. 

Bagi konsumen tentu saja pengurangan harga akan sangat besar artinya apalagi di kondisi seperti sekarang ini. Hal lain yang sangat dibutuhkan konsumen kuliner adalah pengantaran makanan yang lebih awal agar konsumen dapat sarapan pagi sebelum berangkat kerja dan juga sebagai bekal anak di sekolah mengingat pembelajaran tatap muka sudah di mulai.

5.  Gratis Ongkos Kirim Minimal Belanja Rp.10.000,00

Strategi gratis ongkos kirim memang masih menjadi salah satu tolak ukur yang memikat konsumen. Hal ini juga berlaku bagi konsumen masyarakat Kabupaten Kepahiang apalagi dengan nominal belanja minimal Rp.10.000,00. Sementara pelaku usaha kuliner lainnya masih menetapkan minimal pesanan di atas Rp.10.000,00 maka hal ini menjadi faktor keuntungan tersendiri bagi pemilik usaha kuliner.

6.  Tidak memiliki warung/cafe/restoran/rumah toko (ruko)

Kondisi pandemi ini juga menghadirkan pelaku usaha kuliner rumahan dimana pelaku usahanya tidak memiliki warung/cafe/restoran/ruko seperti pelaku usaha kuliner pada umumnya namun tetap menjalankan bisnis kulinernya dari rumah. Kegiatan usaha ini tentu saja menghemat biaya sewa warung/cafe/restoran/ruko yang biasanya nominal sewanya lumayan besar. Pengantaran makanan dari pemilik usaha kuliner sampai ke tangan konsumen dilakukan dengan dua cara yaitu pengantaran langsung oleh pemilik usaha kuliner dan pengantaran melalui jasa kurir Kepahiang.

7.  Inovasi Produk

Kegiatan usaha bidang apapun yang akan lebih bisa bertahan adalah kegiatan usaha yang sering melakukan inovasi produk agar konsumen tetap tertarik untuk selalu bertransaksi dengan usaha kuliner tertentu, sehingga konsumen tetap memantau foto unggahan yang ada di media sosial pemilik usaha kuliner.

8.  Kerjasama dengan Jasa Pengiriman (Kurir)

Beberapa pelaku usaha kuliner yang mengalami kendala dalam pengantaran biasanya melakukan kerjasama dengan jasa kurir. Hal itu juga berlaku di Kabupaten Kepahiang. Kendala yang dihadapi pemilik usaha kuliner biasanya adalah karena kurir mereka sedang tidak masuk kerja, tidak bisa mengendarai sepeda motor, konsumen yang ingin pesanannya diantar secepatnya, pemilik usaha tidak bisa untuk mengantar karena jarak yang terlalu jauh ataupun karena kondisi jalan yang dituju terlalu beresiko, ingin berbagi rejeki dengan jasa kurir, dan sebagainya. Hal ini menguntungkan bagi konsumen yang jarak rumahnya terlalu jauh dari pemilik usaha kuliner tersebut karena meskipun jarak terlalu jauh konsumen tetap bisa menikmati makanan dari tempat kuliner pesanannya melalui jasa pengantaran (kurir) cukup dengan membayar ongkos kirim.

9.  Usaha Kuliner Beku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun