"Sebentar lagi kita akan bertemu," katanya pelan kepada wanita di foto itu.
Air mata Ethan menetes membasahi foto wanita itu. Lalu di dorongnya foto ke pelukannya seakan tidak ingin berpisah dari dirinya.
Beberapa hari berselang, Ethan sudah tiba di bandara dan dilihatnya Citra sudah datang untuk menjemputnya sesuai permintaannya. Begitu melihat Ethan, Citra berlari menyongsongnya dan langsung memeluknya sambil menangis.
"Hei, sudahlah. Kok malah lo nangis ketemu gue? Apa penampilan gue segitu parahnya sampe lo nangis?" tanya Ethan bercanda.
Citra melepas pelukkannya dan meninju pelan dada Ethan. "Lo ini, uda sejengkal lagi hidupnya masih aja bercanda."
Ethan hanya tertawa mendengar candaan Citra. "Gue mencoba menikmati akhir hidup gue."
"Huh, menikmati hidup" keluh Citra. "Ayo, gue antar ke rumah lo dulu. Orang tua lo, uda nungguin kamu dirumah. Mereka khawatir banget lo menghilang selama 2 bulan ini."
Berdua mereka berjalan menuju mobil Citra yang sudah menunggu.
"Ngomong-ngomong, lo yakin mau donorin mata lo ke Silvy?" tanya Citra saat mereka sudah berada di mobil.
"Yup, hanya dengan ini gue bisa nebus kesalahan gue."
"Dan tentang syarat lo soal pendonoran mata lo uda disetujui oleh dokter Paul?" tanya Citra.