Mohon tunggu...
Bangau BeranjakDewasa
Bangau BeranjakDewasa Mohon Tunggu... -

Seorang laki-laki lulusan Teknik Informatika yang mencoba menggeluti bidang tulis menulis...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Untukmu

18 Februari 2014   05:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gue janji," kata Citra akhirnya.

Hari demi hari berlalu, dan Ethan hanya duduk sendirian di teras belakang sebuah rumah. Memandang jauh ke hamparan pasir dan laut yang berada di depannya. Saat itu, matahari seperti akan tenggelam di dasar laut.  Hanya ada suara debur ombak dan kicauan burung camar di sore itu yang terdengar. Senja, menjadi waktu favoritnya untuk duduk sendirian menatap indahnya matahari yang tenggelam digantikan bulan yang cahayanya menentramkan hati.

Saat itu, dering telepon disamping Ethan memecah kesunyian di sore itu.

"Halo, dengan saudara Ethan Diansyah?" kata suara di telepon itu.

"Ya, dengan saya sendiri," jawab Ethan.

"Saya dokter Paul dari Rumah Sakit, ingin mengabarkan kalau anda bisa mendonorkan mata anda kepada saudari Silvy. Menurut hasil tes, kornea mata ada dalam keadaan baik dan bisa di donorkan," jelas dokter Paul.

"Benarkah dokter?" tanya Ethan tidak percaya. "Saya dapat mendonorkan mata saya ini kepada Silvy?"

"Benar. Dan saya sekali lagi ingin menanyakan kepada anda, apakah anda masih bersedia mendonorkan mata anda?" tanya dokter Paul.

"Saya masih bersedia dok dengan syarat yang telah saya ajukan kepada dokter waktu itu," jawab Ethan.

"Baik, kalau begitu saya akan segera menghubungi keluarga Silvy mengenai kabar baik ini. Terima kasih."

Ethan sekarang beranjak dari tempat duduknya. Berjalan pelan menuju kamarnya. Diatas tempat tidurnya telah tersusun rapi pakaian dan segala macam barang miliknya di dalam sebuah koper. Ethan berjalan menuju meja disamping tempat tidurnya dan mengambil sebuah foto seorang wanita cantik yang tersenyum kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun