Jangan-jangan selama ini kita coba merangkul semua peran rumah tangga sendirian? Jangan-jangan kita lupa melibatkan suami /keluarga dalam proses belajar daring? Pepatah "butuh satu desa untuk membesarkan seorang anak" rasanya cukup sesuai untuk diterapkan, karena pada  prakteknya pengasuhan tidak dapat berjalan sendiri. Saat merasa berat, berilah kesempatan pada suami/keluarga lain untuk membantu.
2.Turunkan ekspektasi.Â
Memaksakan sesuatu untuk ideal di kondisi yang penuh keterbatasan ini pasti menjadikan hal yang melelahkan buat ibu. Sesuaikan ekspektasi dengan kondisi yang dialami. Sesekali turunkan harapan tersebut, seperti beri waktu jeda jika memang anak merasa bosan, tidak apa saat anak salah menjawab satu atau dua soal, tidak apa saat rumah tidak begitu rapi seperti biasa.
3.Bangun hubungan baik dengan pihak sekolah.Â
Menjalin komunikasi yang hangat dengan pihak sekolah terutama Guru dapat menjadi sumber dukungan Ibu. Guru bisa memberikan masukan dan dukungan saat Ibu bercerita tentang beberapa kendala yang dirasakan.
4.Ciptakan rutinitas.Â
Bantu dan libatkan anak untuk membuat jadwal harian dan ingatkan untuk mematuhi jadwal hariannya. Hal ini membuat anak lebih memiliki kontrol atas dirinya
5.Welas asih terhadap diri juga ya.Â
Di tengah padatnya aktivitas harian dan kesibukan ibu mengurus berbagai keperluan keluarga, terkadang Ibu lupa, bahwa dirinya juga butuh diperhatikan. So, take your time, momma...cari hal di luar kesibukan yang membuat ibu bahagia, makan makanan/nonton tontonan yang disukai, berkebun, dan sebagainya...beri waktu untuk sejenak menjadi bagian dari kaum rebahan.
6.Bersyukur.Â
Berlatih mencari hal sederhana untuk disyukuri tiap hari dapat mengembangkan perasaan positif individu serta menambah kepuasan hidup pasangan (Lee & Waite, 2010).Â