Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gubuk Sunyi di Perbukitan

21 Oktober 2022   12:32 Diperbarui: 21 Oktober 2022   12:36 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Budak sialan!"

***

Esoknya. Pagi masih diselimuti kabut tipis. Jendela gubuk itupun masih rapat terkunci untuk menepis angin perbukitan yang datang tiba-tiba. Suara burung sekali-kali terdengar seperti malas.

Wanita ini membuka pintu sebagaimana pagi yang biasa ia lakukan sekadar menghirup udara segar. Tapi ada sesuatu yang aneh tatkala ia melangkah dan tersandung oleh benda yang tidak ia duga.

Ia kemudian jongkok dan merabanya. Seorang manusia dirasakan oleh jemarinya. Darah menempel pada telapaknya yang kental dan ia mendekatkan pada hidungnya.

"Darah!Ya Tuhan, siapa ini?Mengapa ada di sini?"

Ia menjerit kemudian sekeras-kerasnya membangunkan seisi perbukitan itu. Berulangkali, dan berulang kali, hingga keajaiban pun datang.

Perlahan matanya samar-samar melihat bayangan yang ia tangkap dari cahaya yang tidak ia ketahui darimana asalnya.

Samar, kemudian perlahan menjadi jelas. Ia lihat sekeliling dengan tidak percaya. Suasana pagi masih ia rasakan sebagaimana masa kecilnya di perbukitan ini.

"O Tuhan, aku bisa melihat kembali. Terima kasih,"bisiknya pelan seraya meneteskan airmata tatkala melihat tubuh lelaki tampan yang ada di hadapannya tergolek berlumuran darah di bagian kepalanya.

Ia sangat mengenali lelaki ini sedari kecil, Ron.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun