***
Tiga hari kemudian Tom datangi wanita ini. Udara dingin merambah di sekitar meski angin sekali-kali berhembus. Cahaya mentari masih bersinar terang.
Wanita ini dilihatnya sedang duduk di kursi di dekat tumpukan kayu bakar. Ia terlihat lelah oleh Tom. Suara langkah kaki Tom yang memburu terdengar tidak biasa oleh telinga tajam wanita ini.
"Kaukah itu Ron?,"tanyanya senang.
"Aku Tom, Tomorrow will be with you forever,"balasnya bergurau.
Wanita itu kaget, bercampur takut. Ia siapkan senapan yang ada di sisinya. Wanita ini waspada kelak bakal terjadi sesuatu atas dirinya. Ia hati-hati.
Tom melihat pas bunga mawar itu ditempatkan dengan indah. Hatinya senang, dan terbahak kemudian.
"Terimakasih, kausudah menerimaku dengan indah. Hidup bersamamu takbisa lagi kaumengelak. Itu buktinya."
Tom menunjuk pada bunga seraya mendekat pada wanita ini. Bau alkohol tercium oleh wanita ini dari mulut Tom.
"Itu bunga Ron. Ron yang memberikan padaku tiga hari lalu.Kaumemang pecundang, pembohong, dan pembunuh keluargaku. Apakah kaudatang ingin membunuhku kedua kalinya?"
Darah Tom mendidih mendengar pengakuan wanita ini. Apa yang ia pesankan benar-benar tidak dicamkan oleh Ron.