"Keluarga Rama melihatnya, kenapa membiarkan kelakuan anak laki-lakinya, ya?" tanya Bi Atun masih dengan wajah marah.
Terdengar lagu berjudul "Manusia Bodoh" dari hape Asri. Bi Atun membaca nama yang tertera di layar, dengan marah.
"Foto profilnya wanita itu?" pekiknya marah.
Asri menempelkan jari di bibirnya, kode untuk Bi Atun diam. Dia tahu Rama sangat tidak suka kedekatannya dengan wanita berusia 57 tahun itu.
"Halo, Yah!" sapa Asri lembut.
"Eeh, masih hidup ternyata!" sahut Suketi, wanita yang kini tengah dekat dengan Rama.
"Kamu kenapa telpon? Mana Rama?" tanya Asri gusar.
"Hahaaa, kamu pikir Rama yang telpon? Duuuh, duuuh..., wajah sudah rusak, bau, masih berharap ditelpon laki-laki yang sudah menalak kamu! Sadar diri ya, Bu! Hahaaa....," ejek Suketi sombong, "Kamu kuat juga, ya? Delapan bulan masih hidup juga! Tapi takkan lama, haha....!" gelak Suketi sambil memutuskan sambungan telepon.
"Astaghfirullah al adzim...," ujar Asri dan Bi Atun berbarengan.
Asri merasakan kepalanya mulai berdenyut-denyut sangat menyakitkan.
"Bi, tolong ambilkan obat di situ!" pinta Asri dengan suara merintih.