"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...," salam Bi Atun di depan teras.
"Wa'alaikumsalam, masuk saja, Bi!" sahut Asri sambil merebahkan tubuh.
"Asri, kamu baik-baik saja, kan?" tanya Bi Atun khawatir.
"Ya, Bi!" sahut Asri sambil memijit keningnya, yang terasa berdenyut-denyut.
"Nanti Nana biar Bibi jemput, kamu istirahat saja!" kata Bi Atun sambil lanjut ke dapur untuk memasak.
Bi Atun adalah tetangga sebelah kontrakan Asri, yang mengetahui seluruh permasalahan yang dihadapi keluarga kecil itu. Rama suami yang temperamental dan tukang selingkuh.
Bahkan seluruh tetangga di komplek kontrakan itu, sudah mengetahui tabiat buruk Rama itu. Itu karena Rama memposting banyak aksi mesranya dengan banyak perempuan di media sosialnya.
"Suami kamu itu sakit jiwa, Asri!" ujar Bi Atun sambil meletakkan mangkok bubur di hadapannya, "Di statusnya dia memposting kegiatan edannya itu!" katanya dengan emosi.
"Itu yang memposting pasti perempuan itu, Bi!" sahut Asri masih berusaha membela Rama.
"Rama pasti tahu itu, kenapa membiarkan saja? Harusnya dihapus dong?" cecar Bi Atun emosi.
Bi Atun sangat merasa iba dengan keadaan Asri. Dia yang tidak mempunyai anak itu, sudah menganggap Asri anaknya sendiri.