"Ya pak, tadi malam saya dirampok di dekat Club. Tas saya diambil, beserta dompet dan ponsel saya! Bisakah Anda berbuat sesuatu?!" sahut diriku.
" " kata Bapak Polisi.
'Tentu saja di sini tidak ada yang bisa bahasa Indonesia. Sial, apalagi HP saya diambil! Pakai Google Translate saja tidak bisa...Kecuali saya minta bantuan mereka!' pikir diriku.
"Maaf, tapi apakah Anda punya terjemahan? Atau bolehkah saya menggunakan ponsel Anda? Uhmm...Google-Translate? Apakah ada di antara kalian yang memilikinya?" sahut diriku.
" ". Saat dia mengatakan itu, saya melihat muka Polisi yang penuh dengan muak. Sepertinya orang luar tidak terlalu disukai di daerah ini.
"Baiklah kalau begitu. Sepertinya datang ke sini sia-sia". Dengan cepat, saya langsung keluar dari kantor polisi tersebut dan mulai berjalan, perut saya sangat kelaparan padahal waktu masih pagi dan meminum alkohol kemarin jauh tidak membantu...
...
Waktu perlahan berlalu, dan langit yang dulunya terang berubah menjadi gelap gulita. Jalanan mulai sepi dan suara khas keramaian kota Bangkok menghilang. Di sebuah taman saya beristirahat, penuh dengan rasa putus asa dan kegelisahan.Â
'Apakah ini nasib saya? Hilang, tanpa ada siapapun yang dapat membantu? *tsk* Bahkan Ayah dan Ibu tidak peduli akan kondisi anaknya'
Selama itu saya sedang mencari tempat untuk beristirahat malam hari. Banyak bangku di taman sudah dipasang semacam pagar logam sehingga orang miskin tidak tidur di sana. Saya sudah mengelilingi taman ini seharian dan sekarang sedang berbaring di pendopo. Kepala saya sakit, perut saya lapar, banyak keringat dan air mata sudah saya korbankan selama hari ini, tapi semuanya sia-sia...
Dari jauh saya melihat ada orang miskin, sepertinya mereka ini menggunakan pendopo ini untuk beristirahat juga. Melihat tubuh saya yang lemah, tidak mungkin saya bertengkar dan menyakiti diri lebih lanjut.