Terdengar Mirna bercakap-cakap dengan pria itu.Â
"Mas, kamu itu sudah banyak melakukan kesalahan sama ibu dan bapak. Kamu harus minta maaf mas. Jika tidak kamu akan selalu dihantui rasa bersalah." ucap Mirna.
"Aku tahu Mir. Aku banyak berdosa pada ibu dan bapak. Aku minta maaf Mir, aku ...."
"Mas, aku tidak tahu pasti apa yang terjadi antara kau dan mbak Tari, tapi yang pasti, bapak dan ibu sudah tidak bisa memaafkannya. Sementara anakmu...." kata Mirna terhenti melihat Karin datang.
'Anak' batin Karin. 'Apakah orang ini...'
Karin menatap pria itu. Butir-butir bening menetes dari pelupuk matanya. Karin meletakkan nampan berisi minuman di meja dan dia lalu berlari masuk ke kamarnya. Dia menangis sambil menutupkan bantal di wajahnya.Â
Mirna menahan pria itu untuk mengejar Karin.
"Mas, dia butuh waktu." kata Mirna.
"Anakku sudah besar Mir."Â
"Ya, baru saja dia diwisuda. Nilainya cumlaude. Anak yang sudah lama kau tinggalkan, sekarang dia bisa membanggakan kakek neneknya. " ujar Mirna.
"Iya Mir, aku bersalah. Aku sungguh bersalah."kata pria itu sambil menutupkan kedua tangannya ke wajah.Â