Mohon tunggu...
Erna Setyowati
Erna Setyowati Mohon Tunggu... Administrasi - staf administrasi

hobi membaca, menulis cerita, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu Ayah

28 April 2024   10:20 Diperbarui: 28 April 2024   10:27 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Astrid, kau cantik sekali." puji Karin.

Astrid tertawa. "Kau ini bisa saja. Kau juga cantik Rin. Tahu tidak aku antri di salon mulai jam 4 pagi tadi. Huh, Aku ngantuk sekarang." ucapnya lagi.

"Kan untuk hasil yang maksimal, kita harus sedikit berkorban." ujar Karin.

"Ha.. ha...ha, betul juga katamu. Tak mengira ya kita sudah lulus. Karin, aku senang sekali. " ujar Astrid yang begitu sumringah.

"Iya, aku pun juga tak menyangka. Setelah lulus dari sini apa rencanamu?" tanya Karin.

"Apa ya?" ucap Astrid sambil berpikir. 

"Menikah mungkin. Ha...ha...ha....Lalu kau?" tanya Astrid balik ke Karin.

"Mungkin aku mencari pekerjaan. Aku tak tega melihat tante Mirna bekerja di usianya yang sudah tua." ujar Karin.

"Rin, kamu memang anak yang berbakti."puji Astrid. Karin tersenyum. "Eh, ayo kita berbaris di sebelah sana. Itu pendamping wali juga sudah berbaris." ajak Astrid. 

Karin mengekor di belakang Astrid. 

Jam menunjukkan pukul 7.30 wib yang menandakan acara wisuda akan segera dimulai. Tamu undangan dan para wisudawan sudah mulai memasuki ruangan. Didalam ruangan suasana menjadi hening. Acara seremonial dimulai. Pembacaan sambutan, pembacaan ucapan terima kasih sudah dilalui. Tiba pada intinya pemberian wisuda bagi para wisudawan. Satu-persatu nama dipanggil diberikan map berisi ijazah dan piagam penghargaan. Tibalah saat nama Karin dipanggil. Karin maju melangkah ke depan podium dengan langkah mantap. Diterimanya ijazahnya dengan senyuman. Karin diberikan selempang yang bertuliskan 'CUMLAUDE' karena dia mendapat nilai tinggi. Tante Mirna yang melihat di bangku tamu undangan menitikkan air mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun