Acara seremonial selesai tepat pukul 12.00 wib. Setelah berfoto bersama dan bersalaman dengan dosen dan teman-temannya, Karin dan tante Mirna lalu pulang. Sementara teman-teman yang lain masih lanjut merayakan wisuda bersama keluarga masing-masing. Bagi Karin, hanya merayakan wisuda berdua dengan tante Mirna sudah cukup. Dia tidak ingin terlalu tinggi bermimpi.Â
Karin memanggil grab mobil yang akan mengantar mereka pulang. Tante Mirna melihat Karin murung di dalam mobil.
"Rin, kenapa kau murung?". "Tidak tante. aku tidak apa-apa." ucap Karin.
"Kau tidak merayakan wisuda seperti teman-temanmu?"tanya Mirna. "Tidak tante. Begini saja sudah cukup. " kata Karin lagi.
Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan rumah. Setelah membayar dan mengucapkan terima kasih kepada pengemudi mobil grab, Mirna dan Karin berjalan menuju rumah.Â
Di teras rumah duduk seorang pria paruh baya mengenakan topi warna hitam. Pria itu sedikit jangkung. Mirna terhenyak. Kakinya terasa berat untuk melangkah masuk ke dalam rumah. Karin mengamati pria tersebut.Â
Pria itu berdiri dan berjalan mendekati Mirna.
"Mir."panggil pria itu.
Tiba-tiba tante Mirna menangis. "Mas Pras." ucap Mirna.
Pria itu memeluk Mirna.
Mereka bertiga lalu masuk ke dalam rumah. Karin mengganti bajunya dan segera membuatkan minum. Dalam hatinya dia bertanya-tanya siapakah pria itu.