Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lelaki Perkasa di Kemiskinan Ekstrem

10 November 2024   08:25 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Banyak lelaki miskin ekstrem yang sebenarnya punya mimpi kecil atau besar untuk terus bergerak meninggalkan nasib yang tidak menguntungkan mereka.

Bagaimana jika begini. Orang miskin ekstrem dilarang tidak sekolah dan dilarang tidak punya keterampilan! Kaki mereka yang kukuh, mata yang tajam, tangan yang kekar hingga pikiran sisa diasah menjadi modal dasar kepala rumah tangga, yaitu suami maupun anak lelakinya.

Ayo, bangkitlah sodara! Raihlah impianmu! Jangan tunda-tunda kesempatan ini!

Mumpung masih kuat, bersekolah dan tempuhlah pendidikan. Mudah-mudahan Anda terbebaskan dari lingkaran setan kemiskinan!

Apa yang ada di benak orang, ketika saya dan teman atau tim yang lain kerjanya cuma menggerebek rumah tangga miskin ekstrem. Lah, yang digrebek juga sebagian pada keluar cari nafkah atau pergi ke "kantor" bernama kebun, sawah atau ke lokasi budi daya rumput laut.

Tahun ini, 2024, terasa cuaca panas bukan kepalang. Apa boleh buat bro, karena tugas dan tanggungjawab otomatis kami enyahkan keluh kesah. Kami malah 'menyalah' di panas-panas cuaca di luar. Sempurna sudah, bro.

Dalam kamus aparat sipil negara, kadangkala kami abai dengan ungkapan hidup ini keras. Itulah konsekuensi sebagai ASN.

Sebagaimana masyarakat manusia yang lain, orang miskin ekstrem bukan hanya butuh makan, berkembang-biak, buang air, beristirahat, dan bangun dari tidur, tetapi juga merenung, memakai hand tractor untuk membajak sawah, bekerja di pabrik, mengetik di depan komputer, menjalankan usaha perbengkelan, menginstalasi listrik, menjahit pakaian hingga membuka rekening bank dan belanja online. Bahkan sesimpel itukah gambarannya?

Sementara itu, ada potensi yang belum digali. Apa itu? Imajinasi dan hasrat untuk mengetahui. Keduanya bukan dimonopoli oleh guru besar, kaum terpelajar, dan seniman. Miskin ekstrem juga ada karena kondisi yang dibenturkan dengan imajinasi dan hasrat untuk mengetahui.

Banyak hal yang mereka bisa lakukan. Dalam sains, kemampuan mereka tidak seratus persen bergantung pada hormon-hormon dan neuron-neuron. 

Orang miskin ekstrem bukan seonggok batu. Mereka punya pilihan bebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun