"Yang Tergoda" sekaligus "yang Terasuki," Jhonny Plate bersama pihak lain hanyalah efek-efek yang memalukan dari kehadiran skandal korupsi BTS. Jhonny Plate tidak ingin menanggung malu (jika dia punya rasa malu) apalagi jadi solo karir "bunuh diri" terkait skandal korupsi berjamaah.
Sebelum menjadi pertanyaan dan pertanyaan itu merupakan dalih survive. Pertanyaan mengenai hidup dan mati dengan perlawanan yang absurd dari pejabat-pejabat dan konconya. Jhonny Plate dan BTS 4G mengungkapkan kemalangan sesudah cair anggaran Proyek BTS 4G sebesar 10 triliun rupiah. Fantastis! Kelas jumbo banget, bukan?
Waktu itu, Jhonny Plate didapuk sebagai Sekjen Partai Nasdem plus Menteri Kominfo berhasrat untuk melaksanakan pembangunan di seluruh tanah air. Terdengar berita, lokasi pembangunan berada di pelosok desa dan daerah perbatasan dengan negara lain agar terakses jaringan komunikasi lewat telepon dan internet ternyata hanya lebih dari 70 tiang towernya.
Singkat cerita. Hanya saja pembangunannya tidak sesuai dengan ketentuan dan sempat mangkrak alias belum selesai.Â
Tetapi, Â sudah dibayar penuh dan ditengarai masih ada tidak sesuai dengan blablabla. Hal tersebut terkait dengan bestek yang tidak diindahkan dalam proses pembangunan proyek tower.
Apa yang bisa kita bayangkan? Akibat tergoda berat, Jhonny Plate terperosok dalam korupsi proyek BTS 4G, 8 triliun rupiah. Dwitunggal korupsi proyek melibatkan antara dirinya dan beberapa perusahaan termasuk Iwan Hermawan yang ikut dalam pengadaan alat komunikasi tersebut. Mereka dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung. Aliran uang korupsi ke Komisi I DPR yang menerima uang sebesar 70 miliar rupiah dengan uang hasil korupsi sebesar 8 triliun rupiah diberikan kepada anggota DPR.Â
Lalu, hasil korupsi tersebut diduga untuk mempermulus pencairan dana dari 10 triliun rupiah oleh Komisi Anggaran DPR. Ganjilnya, anggota DPR yang "menyedot" uang 70 miliar rupiah tidak dijadikan tersangka. Ia malah menjadi sekadar sebagai saksi tok.
Sesuai aliran uang hasil korupsi sebesar 8 triliun rupiah diberikan kepada anggota DPR sekitar 70 milyar rupiah.Â
Namun demikian, mereka juga belum diproses hukum sebagai tersangka. Ini gila. Gila dan gila!
Sudah lama dikenal ngetop institusi DPR merupakan sarang korupsi. Tak hayal, DPR dijuluki sebagai lembaga terkorupsi. Setali tiga uang dalam skandal korupsi BTS, antara Jhonny Plate, pengusaha, anggota DPR, dan oknum BPK. Semuanya tergoda dan terasuki uang.
Baik DPR dan BPK seakan tidak takut dengan skandal korupsi. Wajarlah jika kita memulai ayunan kaki kiri untuk melangkah ke pintu gedung DPR-BPK RI. Saya lihat, korupsi bersepupu sekali dengan rent seeking. Ini penyakit lama, yang setiap saat bisa kambuh lagi.