Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Dahulukan Kaki Kiri di DPR-BPK

4 Oktober 2023   22:06 Diperbarui: 10 Oktober 2023   11:46 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marilah kita menengok sekilas jalan kisah Jhonny Gerart Plate selaku pentolan Partai Nasdem dan mantan Menteri Kominfo. Jhonny Plate adalah "aksioma" atas skandal BTS 4G. Dia adalah dalil logis, yang tidak perlu kita ngotot untuk membuktikan kebenarannya. Proses pembuktian kebenaran skandal korupsi saat 'naik ke meja hijau'. Kita tidak perlu banyak bacot atas Jhonny Plet sebagai yang tergoda oleh uang triliunan. 

Pasalnya, dia nilep anggaran proyek BTS 4G sebesar lebih dari 20 triliun rupiah. Orang harus memiliki muka tebal untuk menggaet uang tersebut saat masih berada di Komisi I DPR.

Sebagai syarat penyelesaian proyek, anggaran triliunan uang tersebut digunakan untuk apa mesti disetujui melalui rapat Komisi I. Orang-orang yang terlibat dalam proyek BTS 4G harus mengenalnya, mengincarnya, dan memilikinya. Mereka harus memilikinya saat usai rapat sebagai satu-satunya cara menggelapkan anggaran proyek. Nah, secara bertahap, anggaran bisa dicairkan lebih dari 20 triliun rupiah. Separuh dari anggaran tersebut sebesar 10 triliun rupiah baru bisa dicairkan. Jhonny Plate, "pentolan yang Terasuki" oleh sang penggoda nyata yang bernama duit triliunan rupiah.

Bukankah awalnya Jhonny Plate mengurai jalinan-jalinan kusut akar skandal korupsi BTS 4G? 

Kita melihat simpul-simpul keterlibatan pihak lain tidak tanggung dan bukan perkara tipis-tipis karena mereka menjadi sasaran empuk untuk mengamankan proyek tersebut.

Nyatanya, Jhonny Plate kerap dibaca dalam berita sebagai biang kerok, si otak skandal. Saya kira, si otak skandal tidak sendirian. Satu per satu, simpul-simpul keterlibatan pihak lain perlahan terkuak dalam pusaran skandal korupsi yang menyentakkan. 

"Yang Tergoda" sekaligus "yang Terasuki," Jhonny Plate bersama pihak lain hanyalah efek-efek yang memalukan dari kehadiran skandal korupsi BTS. Jhonny Plate tidak ingin menanggung malu (jika dia punya rasa malu) apalagi jadi solo karir "bunuh diri" terkait skandal korupsi berjamaah.

Sebelum menjadi pertanyaan dan pertanyaan itu merupakan dalih survive. Pertanyaan mengenai hidup dan mati dengan perlawanan yang absurd dari pejabat-pejabat dan konconya. Jhonny Plate dan BTS 4G mengungkapkan kemalangan sesudah cair anggaran Proyek BTS 4G sebesar 10 triliun rupiah. Fantastis! Kelas jumbo banget, bukan?

Waktu itu, Jhonny Plate didapuk sebagai Sekjen Partai Nasdem plus Menteri Kominfo berhasrat untuk melaksanakan pembangunan di seluruh tanah air. Terdengar berita, lokasi pembangunan berada di pelosok desa dan daerah perbatasan dengan negara lain agar terakses jaringan komunikasi lewat telepon dan internet ternyata hanya lebih dari 70 tiang towernya.

Singkat cerita. Hanya saja pembangunannya tidak sesuai dengan ketentuan dan sempat mangkrak alias belum selesai. Tetapi,  sudah dibayar penuh dan ditengarai masih ada tidak sesuai dengan blablabla. tersebut terkait dengan bestek yang tidak diindahkan dalam proses pembangunan proyek tower.

Apa yang bisa kita bayangkan? Akibat tergoda berat, Jhonny Plate terperosok dalam korupsi proyek BTS 4G, 8 triliun rupiah. Dwitunggal korupsi proyek melibatkan antara dirinya dan beberapa perusahaan termasuk Iwan Hermawan yang ikut dalam pengadaan alat komunikasi tersebut. Mereka dijadikan tersangka oleh Kejaksaan Agung. Aliran uang korupsi ke Komisi I DPR yang menerima uang sebesar 70 miliar rupiah dengan uang hasil korupsi sebesar 8 triliun rupiah diberikan kepada anggota DPR. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun