Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yang Tertulis dan Terbaca

15 Juli 2023   21:21 Diperbarui: 17 Juli 2023   05:49 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi, ehemm (Sumber gambar: koleksi pribadi)

Tema pembicaraan tertunda karena pernyataan menyatu dalam diskursus. Tetapi, suatu pernyataan tidak menentukan rujukan-rujukan, perbedaaan, dan keadaan pembacaan saat diperbaharui muncul untuk menerima perantara langsung dari bentuk-bentuk yang telah dibangun.

Dalam kemiripan pembacaan atas realitas paling terbuka dan padat. Ia bukanlah unsur-unsur kekuatan yang menunjukkan secara langsung obyek-obyek yang terpikirkan. Perbedaan obyek nampak lebih menarik dibandingkan berbicara asal bunyi. Ia berbolak-balik dan bertransformasi ke tempat penyebarannya dimana ia terbentuk pertama kali. Pembacaan atas realitas juga bukan terdiri dari kemampuan kita untuk mencari tahu dimana letak kedalaman selera dan berbicara pertama kali ditemukan. 

Perbedaan teks tertulis bukan perkara terbaca berdasarkan jarak ruang tertentu. Kontradiksi dalam teks tertulis tidak harus dijauhi dari sudut pandang dimana ia diletakkan pertama kali. Boleh saja kita menyembunyikan permukaan paling menarik, tetapi ia hanyalah sisi dari sesuatu yang tidak terpikirkan, dari citra dan khayalan yang terbentuk sebagai sesuatu yang kita tidak sadari. Memperhatikan gambaran-gambaran yang tidak muncul tidak harus dipaksakan berada dalam wilayah permukaan, tetapi, dari jurang teks tertulis dan pembacaan. Wilayah pertama kali disembunyikan gelora tidak harus berada di wilayah kedalaman. 

Kadangkala rahasia yang terus membuat kita penasaran justeru berada dalam teks tertulis tiba-tiba bermunculan di tempat dan keadaan yang berbeda. Permukaan dari model-model yang kita pilih tidak harus muncul dari penampakan dan peristiwa luar biasa, tetapi juga, di wilayah pinggiran dan asing bagi tulisan.

Hilangnya jejak-jejak peristiwa akibat tidak hadirnya tulisan. Ketidakhadiran teks tertulis akan mengaburkan jejak peristiwa apa yang terbaca sebelumnya. 

Tanda kesenangan menjadi titik akhir  dari teks tertulis manakala tidak terbaca secara utuh dan kompleks. Kita juga tidak akan serta merta mengatakan retakan tulisan lantaran tidak jelas apa maksudnya. Tulisan mungkin membuat seseorang bingung. Seperti tulisan saya yang membingungkan. Saya tersenyum sendiri. Dalam cara tertentu, seseorang berupaya memeriksa kandungan di balik pernyataan-pernyataan, pergerakan citra atau gambar memiliki teks di dalamnya yang pada akhirnya menjadi kesatuan pembicaraan. Sulit dipahami peristiwa aktual jika hanya obrolan berlalu begitu saja.

Lebih dari itu, kita melihat berjam-jam sesuatu di balik layar, tetapi tidak dipahami apa yang dikatakannya, apa konten pembicaraan, bahkan teks tertulis yang dilengkapi dengan tanda tangan aktor yang tidak diketahui maksudnya oleh penonton. Begitu pula kemiripan di balik citra tidak hadir sebagai penonton atau pendengar, tetapi, aktor yang berada di pinggiran dan retakan teks tertulis tidak dikaitkan dengan peristiwa berada di luar permainan tanda. Saya terpesona, tetapi Anda korbannya, yaitu korban kekerasan gosip atau desas-desus. Sudah tentu, kita akan mencari jawaban yang sesungguhnya tidak penting bagi pergerakan tanda. 

Bagaimanapun dangkal atau lemahnya analisis dalam tulisan, ia tetap tertulis dan terbaca. Makna yang dilekatkan pada orang yang menggunakannya tidak saja kabur sebagai jejak, tidak sepenuhnya hadir, terlepas dari dunia luar dan dari wilayah goncangan atau pergeseran, tetapi juga melepaskan seluruh kesenangan.

Perbedaan teks tertulis tidak berkaitan dengan permainan kata-kata dan ketika kita berbicara blak-blakkan melibatkan pembaca. Kita tidak akan membicarakan tentang strategi, sebagaimana aturan permainan menghilang dalam ketidakgoresan jari-jemari menciptakan rahasia sentuhan; kode sebagai jejak keluar dari teka-teki kisah dibalik adegan di layar, ketidakhadiran rujukan dan pantulan totalitas semu. Apakah kita tetap bersekukuh, jika tidak ada lagi ilusi atau citra artifisial dalam ketidaksadaran diantara benda-benda disekitarnya? 

Saat ini, kita bermain dengan rahasia permukaan, dari perbedaan dan penyebaran mimpi, ilusi atau citra, kita harus mulai melupakan sebagaian besar dari apa telah dikorbankan.

Relasi antara pengetahuan dan teks bisa terbaca. Di situlah teks ilmiah dan filosofis dibaca: dari matematika, fisika, meteorologi, fenomenologi hingga psikologi. Lihatlah, awan berarak! Tanda hujan. Apa? Mengapa? Bagaimana? Saya terbayang banjir bandang di empat tahun silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun