Rangkaian kalimat tidak berkaitan dengan kesenangan menatap seseorang di depan layar internet.
Tetapi, membedakannya dari relasi-relasi yang dekat dengannya, yaitu tanda titik, huruf kecil atau besar, tanda seru, titik koma, titik dua, tanda tanya, dan tanda baca lainnya. Kita telah meninggalkan teks setelah ditemukan ketidakpastian makna di tangan pembaca. Lebih dari titik berulang-ulang dalam teks tertulis, maka perlu ada pembebasan mesin tulisan dari kuasa negara dan hal lainnya supaya penulis bebas menentukan pilihan tulisannya.
Sesuatu yang berlindung di balik topeng hanyalah memperlihatkan perbedaan satu metode pembacaan atas realitas layaknya benda-benda memiliki wilayah penyebarannya sendiri. Pada saat kita telah mengungkapkan topeng-topeng penulis, maka orang-orang yang dahulunya begitu memikat diubah dari “kesenangan mata” ke tulisan tentang kesenangan di balik permainan tanda.
Singkatnya, kesenangan yang bersifat subversif, dimana rujukan diperbaharui melalui diskursus.
Kita tidak bermaksud menghindari penulisan dan pembacaan atas realitas yang tidak masuk akal dan membuang-buang waktu saja. Tetapi, kita hanya melihat seluruh tema yang muncul dari penanda dan petanda, kesenangan murni atau alamiah dan kesenangan reduplikatif atau artifisial tidak penting lagi diperdebatkan secara percuma-cuma.
Sebagaimana kita telah ketahui bersama, selain kode, kesenangan artifisial ditandai tidak dapat dihancurkan. Setidak-setidaknya tertunda sejenak dari sesuatu yang melibatkan aparatus citra, fiksi atau kepemilikan atas kemiripan obyek tidak bisa digembar-gemborkan sebagai tema pembicaraan yang sudah basi.
Tema pembicaraan tertunda karena pernyataan menyatu dalam diskursus.
Tetapi, suatu pernyataan tidak menentukan rujukan-rujukan, perbedaaan, dan keadaan pembacaan saat diperbaharui muncul untuk menerima perantara langsung dari bentuk-bentuk yang telah dibangun.
Dalam kemiripan pembacaan atas realitas paling terbuka dan padat. Ia bukanlah unsur-unsur kekuatan yang menunjukkan secara langsung obyek-obyek yang terpikirkan.
Pergerakan tulisan nampak lebih bebas dibandingkan seseorang berbicara asal bunyi. Teks tertulis berbolak-balik dan bertransformasi ke tempat penyebaran ketidakstabilan makna dimana ia terbentuk pertama kali.
Pembacaan atas realitas juga bukan terdiri dari kemampuan kita untuk mencari tahu dimana letak kedalaman selera dan berbicara pertama kali ditemukan.