Perbedaan teks tertulis bukan perkara terbaca berdasarkan jarak ruang tertentu. Kontradiksi dalam teks tertulis tidak harus dijauhi dari sudut pandang dimana ia juga diletakkan pertama kali. Boleh saja kita menyembunyikan permukaan paling menarik, tetapi ia hanyalah sisi dari sesuatu yang tidak terpikirkan, dari citra dan khayalan dipadatkan menjadi tulisan sebagai sesuatu yang kita tidak sadari. Memperhatikan gambaran-gambaran yang tidak muncul tidak harus dipaksakan berada dalam wilayah permukaan, tetapi, dari jurang antara teks tertulis dan pembacaan.
Wilayah pertama kali mencuat ketidakpastian makna tatkala tulisan berada di wilayah kedalaman selera.
Kadangkala tulisan akan membuat kita kepo justeru bukan terletak pada judulnya, tetapi alur dan kalimat di paragraf awal yang menghentakkan tiba-tiba muncul di tempat dan keadaan yang berbeda. Kalimat-kalimat di atas kertas atau layar berupa teks tertulis di media sosial, misalnya, yang kita baca tidak sekadar datang dari berita yang menghebohkan atau berita panas, tetapi juga tulisan di wilayah pinggiran dan asing.
Hilangnya jejak-jejak peristiwa akibat tidak hadirnya tulisan. Ketidakhadiran teks tertulis akan mengaburkan jejak peristiwa apa yang terbaca sebelumnya.
Tanda kesenangan menjadi titik akhir dari teks tertulis manakala tidak terbaca secara utuh dan kompleks. Anda juga tidak akan serta merta mengatakan retakan tulisan lantaran tidak jelas apa maksudnya.
Satu tulisan mungkin membuat seseorang bingung. Seperti tulisan saya yang membingungkan. Saya tersenyum sendiri.
Dalam cara tertentu, seseorang berupaya memeriksa kandungan di balik pernyataan-pernyataan, pergerakan citra atau gambar memiliki teks di dalamnya yang pada akhirnya menjadi kesatuan pembicaraan. Sulit dipahami peristiwa aktual jika hanya obrolan berlalu begitu saja.
Lebih dari itu, kita melihat berjam-jam sesuatu di balik layar, tetapi tidak dipahami apa yang dikatakannya, apa konten pembicaraan, bahkan teks tertulis yang dilengkapi dengan tanda tangan aktor yang tidak diketahui maksudnya oleh penonton.
Begitu pula kemiripan di balik citra tidak hadir sebagai penonton atau pendengar, tetapi, aktor yang berada di pinggiran dan retakan teks tertulis tidak dikaitkan dengan peristiwa berada di luar permainan tanda. Saya terpesona, tetapi Anda korbannya, yaitu korban kekerasan gosip atau desas-desus. Sudah tentu, kita akan mencari jawaban yang sesungguhnya tidak penting bagi pergerakan tanda.
Bagaimanapun dangkal atau lemahnya analisis dalam tulisan, ia tetap tertulis dan terbaca. Makna yang dilekatkan pada orang yang menggunakannya tidak saja kabur sebagai jejak, tidak sepenuhnya hadir, terlepas dari dunia luar dan dari wilayah goncangan atau pergeseran, tetapi juga melepaskan seluruh kesenangan.
Perbedaan teks tertulis tidak berkaitan dengan permainan kata-kata dan ketika kita berbicara blak-blakkan melibatkan pembaca. Kita tidak akan membicarakan tentang strategi, sebagaimana aturan permainan menghilang dalam ketidakgoresan jari-jemari menciptakan rahasia sentuhan; kode sebagai jejak keluar dari teka-teki kisah dibalik adegan di layar, ketidakhadiran rujukan dan pantulan totalitas semu.