Nah, karena sejauh ini, kausalitas khusus menunjukkan dirinya acuan dalam jejak dan tanda. Karena itu, penanganan individu betul-betul diberikan obat sebatas pada tujuan untuk menenangkan humornya, melampiaskan ketagihannya, mengeluarkan semua kemacetan sistem darahnya, dan sebagainya.
Mekanisme pengendalian diri atas Narkoba untuk memastikan kesembuhannya. Sehingga tidak heran, jika pertanyaan bakal berulang kembali dalam suatu lingkaran kausalitas khusus. Misalnya, ketika seseorang tidak diketahui jejak atau tanda bahwa dialah yang berada di bawah pengaruh sabu-sabu, kokain atau asap ganja yang mengendarai kendaraan tiba-tiba mengalami kecelakaan lalu lintas.
Seluruh dunia obat terlarang harus ditunjukkan pada kausalitas khusus melalui aliran hasrat yang menginvestasi sebuah sistem jejak dan pengaruhnya untuk menentukan sebuah hasil akhir yang diambil dari pertanyaan ulang tentang kebenaran. Pengetahuan medis dan psikiatri tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang kebenaran yang ditinjau ulang.
Mengapa seseorang usai “nyabu” mengalami kecelakaan kendaraan, misalnya? Apa yang dialami oleh seseorang semata-mata konsekuensi logis. Dari titik ini, “nyabu” bukan kausalitas khusus yang menyertainya.
Konsekuensi itu meletakkan dirinya pada persamaan-persamaan sebagai penghubung antara daya tarik khusus yang nyata berupa ukuran gram hingga kilogram obat terlarang sebagai jejak atau tanda. Bagi seorang pelajar tidak lulus ujian akhir sekolah merupakan konsekuensi malas belajar, seseorang sedang teler atau ngelantur bicaranya adalah konsekueansi mengisap ganja atau obat terlarang lainnya. Pengetahuan medis dan psikiatri hanya menimbulkan pertanyaan tentang titik akhir dari kebenaran kausalitas khusus melalui ilmu kedokteran dan psikoanalisis.
Ruang pengetahuan medis dan psikiatri memberi pengecualian pada konsekuensi dan daya tarik khusus yang nyata melalui tanda hasrat atau kesenangan tanpa gegabah menjadikan dirinya sebagai ilmu kedokteran dan psikologis. Hal ini tidak berarti bahwa alih-alih permasalahan atas kebenaran yang dipertaruhkan dalam obat terlarang.
Terdapat kemungkinan suatu pertimbangan hukum dan medis akan diselesaikan mengenai bahaya obat terlarang. Untuk sebagian pihak, ada praktik psikiatris menilai status praktik medis akan mengarah pada penerapan ilmu psikiatri.
Pengetahuan psikiatris adalah tambahan konsekuensi dan daya tarik khusus yang nyata, yang membuat cara berpikir tentang kegilaan dan kecanduan memiliki kemiripan atas nama kebenaran yang dimilikinya. Sekali ini dan bukan untuk selamanya atas nama ilmu kedokteran dan psikiatri. Cara berpikir ditujukan pada kegagalan psikoanalisis menangani obat terlarang, karena diskursus yang dibentuk padanya dicomot begitu saja dalam perjalanan yang tanpa akhir. Setelah kategori pemikiran dari kausalitas tampak sebagai bayangan yang menghantui bumi.
Yang menggandakan konsekuensi dan daya tarik khusus dari pergerakan Narkoba di sekitar kita adalah Narkoba itu sendiri. Ia tidak berasal dari pecandu narkoba.
Suatu hal dalam fenomena obat terlarang dan sejenisnya bukan hanya kausalitas, tetapi juga konsekuensi yang berbeda. Penampakan wujud kausalitas dan konsekuensi atau daya tarik khusus yang nyata masih berada dalam definisi sementara menurut pertanyaan ulang hingga di abad ini.
Jadi, konsekuensi dari ilmu pengetahuan tertentu menghadapi fenomena Narkoba juga masih kita mengandung kausalitas khusus, yaitu kemilikan daya tarik dari obat terlarang dan sejenisnya yang mengalami pembentukan kembali jejak dan tanda sesuai dengan konsekuensi yang diisi dan dirahi sebelumnya. Kengelanturan berbicara atau kekacauan pikiran merupakan konsekuensi dan daya tarik tersendiri, dibandingkan kausalitas khusus dengan mana arahan dari sistem persepsi menjadi bagian dari pengetahuan.