Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sebelum Posmodernisme, Ini Secuil Ikhtisar tentang Sejarah Pemikiran Modern

27 April 2023   09:33 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para tokoh filsafat modern (Sumber gambar: tpaalhuda008.blogspot.com)

Manusia adalah manusia itu sendiri. Bukan bahwa dia adalah apa yang dianggap sebagai dirinya, tetapi dia adalah apa yang dia ingini, dan ketika dia menerima diri setelah mengada. Manusia adalah sebuah proyek, yang memiliki kehidupan subyektif. Dia bukanlah sejenis lumut, jamur atau bunga kol. Sebelum proyeksi diri itu, dia bukanlah apa-apa, bahkan dalam dunia ide sekalipun.

"Ada bagi dirinya" menunjuk pada kesadaran. Inilah cara berada manusia. "Ada bagi dirinya" berarti menyadari adanya sendiri. Manusia hanya menjadi 'ada' apabila dia menjadi apa yang dia inginkan. Bagaimanapun juga, manusia bukanlah apa yang diinginkan. Karena apa yang biasanya kita pahamai sebagai harapan atau keinginan adalah keputusan yang diambil secara sadar, lebih sering disadari daripada tidak.

Pragmatisme

Tokoh penting filsafat aliran pragmatisme, diantaranya William James. Bagi James, ada dua perbedaan model atau kondisi dalam filsafat pragmatism, yaitu (i) lemah, lunak (tender-minded) dan (ii) filsafat keras, kuat (tough-minded).

Lemah dan lunak (tender-minded) berupa aliran rasionalisme, intelektualisme, monistis, religius, dinamis, dan indeterminis. Filsafat keras atau kuat, seperti empirisme, sensasionalisme, materialisme, pluralis, profan, dan sejenisnya.

Pragmatisme merupakan perpaduan atau jalan tengah dari dua kecenderungan. James menginginkan filsafat yang ilmiah dan terbuka, tidak terjebak idealisme absolut, seperti Hegel, serta filsafat yang lebih berwajah manusiawi. James menolak gagasan tentang dualisme, seperti dikemukakan oleh Rene Descartes. Baginya, kesadaran (self) adalah proses dinamis yang bekerja terus-menerus.

Sebagai "filsafat tindakan," maka manfaat, kepuasan, makna, dan tujuan hidup menjadi permasalahan penting dalam pragmatisme. Karena itu, tokoh pragmatisme atau pragmatisme itu sendiri lebih sebagai alat daripada teori. Jika dikatakan teori, ia teori yang fleksibel (tidak kaku) dan praktis. Teori yang benar dalam kaum pragmatis adalah instrumen yang baik untuk bertindak. Ide yang paling benar adalah paling berhasil, berguna, efektif untuk diterapkan. Jadi, verifikasi melalui tindakan menjadi penting.

Fenemenologi

Teks filsafat Martin Heidegger, Being and Time (1962) membicarakan diantaranya tentang Ada-dalam-dunia. Heidegger mengarahkan pada dunia manusia atau "Ada-dalam-dunia" (being-in-the world). "Ada-dalam-dunia" (being-in-the world) menunjukkan keterlibatan (concerned with), keterikatan (preoccupation), komitmen (commitment), dan keakraban (familiarity) manusia dengan lingkungan alam dan budayanya.

Mereka mesti dilihat dan dipahami sebagai a priori yang tumbuh di atas keadaan yang telah Ada yang disebut "Ada-dalam-dunia" (Being-in-the-world). (BT, 78)

"Ada-dalam" adalah ungkapan eksistensial secara baku bagi Ada Dasein, dimana "Ada-dalam-dunia" sebagai keadaan esensial ("Being- in" is thus the formal existential expression for the Being of Dasein, which has Being- in-the- world as its essential state.). (BT, 80)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun