Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sebelum Posmodernisme, Ini Secuil Ikhtisar tentang Sejarah Pemikiran Modern

27 April 2023   09:33 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para tokoh filsafat modern (Sumber gambar: tpaalhuda008.blogspot.com)

'Tubuh' manusia seluruhnya tersusun atas 'monade-monade', masing-masing adalah jiwa dan abadi. Tetapi, ada sebuah monade dominan yang disebut jiwa manusia sebagai penyusun tubuh manusia. Monade ini dominan. Ia bukan hanya dalam pengertian memiliki persepsi-persepsi yang lebih jelas daripada lainnya. Tetapi, ia juga dalam pengertian yang lain. Ketika tangan saya bergerak, tujuannya diarahkan bagi nomade domina, yakni pikiran saya, bukan bagi monade-monade yang menyusun tangan saya.

Empirisme

An Essay Concerning Human Understanding (1948) sebagai karya monumental John Locke. Menurut Locke, bahwa semua pikiran dan gagasan kita berasal dari sesuatu yang telah kita peroleh melalui 'indera'.

Sebelum kita merasakan sesuatu, pikiran kita merupakan 'tabula rasa' atau kertas kosong. Jadi, sebelum kita merasakan sesuatu, pikiran itu sama polos dan kosongnya dengan papan tulis sebelum guru masuk dalam kelas.

Dunia yang kita lihat seperti kita mencium, mengecap, merasa, dan mendengar. Locke menekankan bahwa satu-satunya yang dapat kita tangkap adalah 'penginderaan sederhana'. Saat kita makan jeruk, misalnya aku tidak merasakan seluruh jeruk itu dalam satu penginderaan saja. Seperti bahwa jeruk adalah benda berwarna oranye, baunya segar, rasanya berair, manis bercampur kecut.

Membedakan antara apa yang disebut kualitas primer adalah luas, berat, gerakan, dan jumlah, dan seterusnya. Jika sampai pada kualitas semacam ini, kita dapat merasa yakin bahwa indera-indera menirunya secara obyektif. Tetapi kita juga merasakan kualitas-kualitas lain dalam benda-benda. Kita mengatakan bahwa sesuatu itu manis atau asam, hijau atau merah, panas atau dingin. Locke menyebut semua ini sebagai kualitas sekunder.

Ide-ide kita berasal dari dua sumber: (i) indera dan (ii) persepsi hasil kerja pikiran kita, yang bisa disebut "indera internal." Karena kita hanya hanya bisa berpikir dengan ide-ide, karena semua ini berasal dari 'pengalaman'.

Nyatalah, bahwa tidak ada pengetahuan kita yang mendahului  'pengalaman'. Semua benda yang eksis adalah fakta-fakta, tetapi kita dapat membingkai ide-ide umum, seperti 'manusia', yang bisa diterapkan pada banyak fakta, dan kita bisa memberi nama pada ide-ide umum tersebut. Ada tiga jenis pengetahuan tentang eksistensi nyata. (i) Pengetahuan tentang eksistensi kita bersifat intuitif, (ii) pengetahuan kita tentang eksistensi Tuhan bersifat demonstratif, dan (iii) pengetahuan kita tentang bende-benda yang ditangkap indera bersifat inderawi. (Buku IV, Bab IIII)

Selanjutnya, esse est percipi, secara sederhana berarti realitas eksternal (obyek) hanya ada jika kita persepsi, begitu kata George Berkeley.  "Obyek penglihatan harus bisa dilihat. A adalah obyek penglihatan. Karena itu A harus dapat dilihat."

Berkeley membedakan antara "pengalaman tentang obyek" (misalnya kuda) dan "obyek" itu sendiri. Pemikiran tentang kuda (obyek) disebabkan oleh kualitas pengalaman kita tentang kuda itu. Kualitas pengalaman (penciuman, penglihatan, rasa) adalah episode-episode mental dan bukan sesuatu yang di luar jiwa/pikiran.

Bahwa yang ada hanyalah yang dapat kita lihat. Tetapi, kita tidak melihat 'material' atau 'materi'. Kita tidak melihat benda-benda sebagai obyek-obyek nyata. Dia berargumen bahwa kita tidak mengindera benda material, namun hanya warna, suara, rasa, dan sebagainya. Semua itu bersifat "mental" atau "ada dalam pikiran" (spiritual/immaterialisme Berkeley membawa arah baru epistemologi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun