Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sebelum Posmodernisme, Ini Secuil Ikhtisar tentang Sejarah Pemikiran Modern

27 April 2023   09:33 Diperbarui: 20 Agustus 2023   10:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para tokoh filsafat modern (Sumber gambar: tpaalhuda008.blogspot.com)

Kant mengajarkan bahwa ada jenis putusan lain yang disebut putusan sintetis a priori. Bagi Kant, jenis putusan ini akan mengarah kepada pengetahuan ilmiah yang benar. 

Jenis putusan ini disebut sintetis karena memiliki karakter universalitas dan memenuhi kriteria keniscayaan (necessity) tanpa menjadi tautologis. Putusan yang dihasilkan (sintetis a priori) adalah universal dan niscaya karena forma, dan absah bagi dunia empiris karena materi. Perlu dicatat bahwa kedua elemen ini harus ada dalam setiap pembentukan putusan sintetis a priori: forma (bentuk) tanpa materi adalah hampa; materi tanpa bentuk adalah buta.

Secara garis besar, permasalahan akan diselesaikan, diantaranya: (i) semua fenomena ada di ruang dan waktu; (ii) sintesis a priori imajinasi menghasilkan a priori pada ruang dan waktu itu sendiri; dan (iii) fenomena karenanya harus tunduk pada kesatuan transendental dari sintesis dan kategori yang mewakilinya a priori.

Menurut Kant, pengetahuan harus bersifat "sintetis." Yang dimaksud "sintetis" adalah jenis pengetahuan yang predikatnya memperluas pengetahuan kita mengenai subjek. Empirisme tentu bukanlah jenis putusan "sintetis", tetapi lebih merupakan putusan a posteriori, di mana predikatnya tidak lebih dari fakta pengalaman. 

Tentu saja ia mengakibatkan putusan tertentu kehilangan unsur universalitas dan keniscayaannya. Jenis putusan apapun yang tidak memiliki unsur universalitas dan keniscayaan tentu bukanlah jenis pengetahuan filosofis yang cukup meyakinkan.

Dengan demikian, kita memiliki subjek absolut (Jiwa) dalam kaitannya dengan kategori substansi. Rangkaian lengkap (dunia) dalam kaitannya dengan kategori kausalitas dan seluruh realitas (Tuhan sebagai ens realissimum) dalam kaitannya dengan kategori komunitas. Secara subyektif, ide-ide dari akal budi  mengacu pada konsep-konsep pemahamansecara maksimal, sehingga memberi mereka suatu kesatuan yang sistematis dan keluasan.

Tanpa akal budi akan pemahaman tidak akan menyatukan kembali seluruh rangkaian gerakannya mengenai suatu objek. Begitulah, ada sebabnya mengapa, pada saat ia meninggalkan kuasa legislatif (legislative power) demi kepentingan pengetahuan pada pemahaman, tetapi mempertahankan peran, atau lebih tepatnya menerima sebagai imbalan, dari pemahaman itu sendiri, fungsi yang asli: yang membentuk pengalaman yang ideal menuju ke arah dimana konsep-konsep pemahaman bertemu (Critique of Pure Reason, Dialectic, Appendix).

Sementara, hukum moral memerintahkan kita untuk memikirkan pepatah kehendak kita sebagai 'prinsip legislasi/peraturan universal'.

Eksistensialisme

"Existence" is Prior to "Essence" (Eksistensi mendahului esensi), begitu kata Jean Paul Sartre, filsuf eksistensialisme abad ke-20. Kita ingin mengada dan pada saat yang sama mewujudkan citra kita, citra tersebut valid untuk semua manusia dan semua zaman dimana kita hidup.

Menurut Sartre, ada dua cara 'mengada': (a) "Ada dalam dirinya" (etre-en-soi, being-in-itself) dan (b) "Ada bagi dirinya" (etre-pour-soin, being-for-itself). "Ada dalam dirinya" itu sama sekali identik dengan dirinya. Ia tidak aktif, tidak pasif, tidak afirmatif, tidak negatif: kategori-kategori semacam itu hanya mempunyai arti dalam kaitannya dengan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun