Sebagai contoh, hukum alam yang anti citra komedi. Seperti sebuah kendaraan beroda empat memuat barang ratusan ton tiba-tiba melaju cepat dan berhenti sebelum memasuki jembatan layang.
Tetapi, apa yang terjadi? Kendaraan mampu melaju dengan baik oleh karena dirancang dayanya untuk memuat sekian ton.
Representasi pikiran pun menimbang jika melalui jembatan layang akan tidak masuk pikiran karena tidak sesuai kausalitas. Seorang dewasa dengan berat badan seratus kilo akibat tubuh kegemukan mampu terapung bebas dalam air (lelucon fenomena Laut Hitam mengandung air asin telah dibuktikan secara ilmiah maupun menopang hukum kausalitas). Jadi, kegilaan seiring dengan nilai ilmiah.
***
Apapun definisi pikiran dan kegilaan selalu mendekati dan mengorbitkannya dalam rahasia kehidupan.
Karena itu, kehidupan dirahi, tatkala kegilaan tidak diidentikkan dengan rumah sakit, berbicara sendiri dan menggelandang di ruang terbuka.
Lihatlah kedalam! Ens rationis (wujud rasional) menggantikan ‘tatanan ada sang Lain’ dalam rentetan ilusi; menandingi ambisi gilanya.
Kegilaan bisa dicemoohi oleh dirinya sendiri. Tanda kegilaan hanya sampai pada kegilaan.
Sementara, esensi kegilaan dipinjamkan pada Cogito Cartesian. Tubuhlah menjadi tumbal dari kelelapan ilusi dari mimpi indah kita.
Cobalah kita menahan diri! Terlalu jauh kita mengatakan di sini, perkara asal-usul itu tidak relevan lagi untuk ditelaah, karena ia berasal dari “air liur”. Kegilaan ada dalam cahaya redup imitatio Dei (tiruan Tuhan). Manusia yang sadar akan tujuan rasional dunia disamakan dengan ‘Manusia Citra’. Permasalahan tentang kegilaan dan pikiran, berarti membicarakan ‘Dunia’ dan sang ‘Iblis’.
Disamping itu, satu hal yang mesti dicamkann, bahwa advocatus diaboli (pengacara setan) mengambil korban kehidupan dari produksi selera mengambil alih suatu kebenaran tipikal.
Kita tidak perlu menlenyapkan “daging menumpang,” karena ada unsur yang lebih busuk dari yang kita lihat untuk segera dibersihkan dalam pikiran kita. Dunia yang tidak nyata ditransparansikan oleh kegilaan, berjuang dari dalam secara senyap.