Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lekuknya yang Tertata dan Diskontinuitas

13 November 2022   09:05 Diperbarui: 14 November 2022   15:30 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wajah-wajah ceria (Sumber gambar : detik.com)

Sebagai penampakan wujud yang jelas tanpa keterlibatan metode penulisan tentang benda-benda dari seseorang, maka tanda kemiripan dan perbedaan benda-benda menjadi perbandingan ukuran kecil dan besar lebih memungkinkan untuk menyingkap selubung rahasia dirinya sendiri.

Sisa klik om google, pengetahuan mengenai Revo 4.0. Pengetahuan mengenai bangsa Asia di wilayah Timur Tengah dan wilayah Asia Tenggara, termasuk sejarah pemikiran tentang asal-usul atau ide tentang pembentukan negara Indonesia setelah abad kesembilan belas begitu mudah  kita mengungahnya. Ditambah bangsa Eropa di abad ketujuh belas ternyata telah memanfaatkan rasionalisme Cartesian untuk menata kebudayaan. Ya, budaya berpikir, budaya menulis hingga teknologi yang kita kenal sekarang.

Semua akar pembacaan atas teks tertulis kembali menyatukan dirinya dalam jalinan relasi antara sejarah dan ilmu pengetahuan. 

Ketika semua beban hidup memasukkan kita dalam satu nilai petunjuk mengenai jalan setapak demi setapak, buntu, dan labil berubah menjadi sebuah jalan yang terbentang luas melalui aktivitas penataan kesadaran atas mesin tulisan atau penataan refleksi atas benda-benda.

Tetapi, kita masih misterius, ditandai antara memilih atau menolak salah satu nilai petunjuk; sifat inilah yang tidak bisa dihindarkan dari segala kemungkinan yang terjadi dalam benda-benda yang jelas dan berbeda. 

Kehidupan kembali ditemukan melalui sebuah stempel yang dibubuhkan dan tanda tangan yang melayang di atas udara, selanjutnya didaratkan pada benda-benda sejak setiap masa untuk menghasilkan pemikiran.

Tetapi, pemikiran yang tertuju pada peristiwa tanda tangan, bukan tong kosong. Tatanan dan krisis dipadatkan melalui tulisan dari penulis atau memenuhi jalan baru menurut hukum sejarah dan hukum alam. 

Sebaliknya, pengukuran dan kata-kata yang tertulis terakhir di tengah-tengah wujud mereka sendiri dihancurkan melalui hentakan permulaan waktu yang menyertakan benda-benda.

Bahasa dan tatanan geometri, akhirnya memenuhi suatu syarat penilaian, dimana tanda dan pengukuran yang dibuat untuk menandai semua kemungkinan hidup bersama yang terjadi secara dinamis, bahkan secara statis (nama, jenis atau spesies tumbuh-tumbuhan dan binatang, bumi, lingkaran, dan susunan ruang persegi lain).

Satu kesempatan langkah ditunggu, ditandai berhentinya gangguan besar untuk menemukan realisme pasca-Cartesian sebagai kekuatan alam dan kehidupan, yang menerima untuk direduksi menjadi biologi molekuler secara kreatif. 

Adanya kemungkinan terputusnya mata rantai bentuk pengukuran berdasarkan kebenaran matematika masih tetap menandakan kemiripan benda-benda dalam tatanan dan perbedaan yang dirahinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun