Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Seni

Dua Kemiripan Mencuri Perhatian Warganet

2 Oktober 2022   09:05 Diperbarui: 9 Oktober 2022   20:13 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wilayah mural wajah mirip melalui kata-kata dan benda-benda yang mengairahkan dari sirkulasi hasrat birahi non manusia bisa menjadi ruang komunikasi sejauh tidak menyembunyikan rahasianya.

Ia bergeser ke kenampakan wujud asli yang kasat mata dipertontonkan sedemikian rupa.

Warganet perlu menggali lebih dalam sirkulasi mural wajah mirip, sebagaimana kemiripan dirinya dengan arus tanda hasrat untuk memahami apa yang tengah terjadi melalui peristiwa transparansi kehidupan.

Debut sang pemilik akun Twitter akan tamat. Ia hadir bukan karena ujaran kebencian, melainkan ruang kosong dan ketidakpastian makna dari mural wajah mirip yang bertengger di atas desain kaus berwarna dasar hitam dengan tulisan merah dan putih ditambah warna coklat. 

Mural wajah begitu kuat ronanya, titik dimana sosok nomor satu di negeri ini ditemukan sebagai dunia nyata.

Tujuan dan sasaran mural wajah mirip itulah yang menyolok dan merangsang, bukan dari warna yang ditampilkan di atas permukaan kaus.

Kemiripan dari mural wajah “404 : Not Found” tidak tergantung pada opini ahli dan opini negara, sekalipun bertolak punggung antara satu sama lain. 

Kebenaran selalu dalam perbedaan, bukan pertentangan.

Masih bulan Agustus 2021. Pergerakan mural wajah mirip memencar di Bandung. Kali ini, ada pertanyaan.

Mengapa pembuat mural wajah mirip seseorang memilih dinding tembok jalan atau jembatan layang? 

Apakah tempatnya strategis atau ada waktu lengang agar tidak diketahui siapa pembuatnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun