Mohon tunggu...
E
E Mohon Tunggu... Editor - Aku Papua

I'm Papuan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

ULMWP, Jawaban Penderitaan dan Sejarah Perjuangan Bangsa Papua

22 Juni 2018   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2018   17:50 3872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Papua Vrijwilligers Korps. | papuareality.blogspot.com

Penulis masih kuliah waktu itu, dan suatu hari tim asistensi ini melakukan pertemuan di Lembaga Penelitian Uncen, saya diminta untuk ke rumah makan untuk beli makanan dan diberikan uang 300 ribu. Saya beli nasi bungkus sesuai jumlah mereka dan masih ada uang sisa sekitar 20 ribu. Dalam hati saya sangat benci dengan kegiatan kelompok ini yang mendorong Otonomi Khusus Papua. Karena hal itu sangat bertentangan dengan suara hati saya.

Ketika saya membawa makanan itu dan mereka memberikan saya uang sisa 20 ribu tadi. Tetapi, saya menolak uang itu dengan halus karena membenci dengan misi mereka itu, di mana dua orang dari mereka adalah dosen-dosen dari jurusan kami.

Satu hal yang selalu terulang kembali dalam sejarah perjuangan Papua ada tiga hal:

  1. Di mana orang-orang Papua yang terlibat dan masuk dalam struktur perjuangan itu balik menjadi pro Indonesia atau menghianati perjuangan mereka sendiri. Hal ini telah terjadi juga dalam periode itu, di mana orang-orang tertentu yang terlibat dalam FORERI, Tim 100, Mubes dan Kongres kemudian hianati lagi itu dan terlibat untuk mendorong Otonomi Khusus Papua. 
  2. Kelompok infitrasi dari pihak pemerintah Indonesia selalu masuk dalam struktur Organisasi dan mengacaukan perjuangan. Mereka bergerak dengan berbagai macam cara dan motif untuk melumpuhkan organ perjuangan itu. 
  3. Kelompok migran secara aktif dan terang-terangan masuk dalam struktur perjuangan dan mendorong agenda mereka. Seperti dalam PEPERA, di mana migran Maluku, Cina, dan Indonesia lain menjadi anggota Dewan Musyawarah Pepera (DMP) dan memainkan peran sangat besar untuk aneksasi Papua. Hal yang sama juga telah terjadi dalam Presidium dan mendorong Otonomi Khusus seperti nama-nama telah disebutkan di atas. Beberapa oknum yang masuk dalam struktur Presidium Dewan Papua adalah keturunan dari migran yang terlibat dalam pepera tersebut dan setelah Presidium dilumpuhkan mereka ini mendapat jabatan politik di Jakarta dan menikmati fasilitas negara.

Hal ini tidak disadari oleh orang Papua karena mereka percaya pada kelompok migran ini bahwa mereka memperjuangkan kemerdekaan seperti yang dikehendaki oleh orang asli Papua. Kami harap bahwa generasi ini perlu membelajari sejarah secara kritis dan proteksi agenda dan organ-organ perjuangan secara ketat agar tidak mengalami hal yang sama. Bila orang tertentu dinilai menghianati dan keluarkan dari organisasi, dibuka misinya kepada publik agar rakyat yang mengadilinya. Hal itu dinilai tidak beretika tetapi dengan itu agenda perjuangan dan bangsa Papua diselamatkan.

Kelompok-kelompok elit lokal yang mendorong Otonomi Khusus ini salah gunakan legitimasi rakyat dan mandat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat kepada presidium Dewan Papua. Di mana legitimasi rakyat dan mandat TPN-PB itu dengan tujuan untuk diperjuangkan kemerdekaan Papua. Meskipun rencangan otonomi khusus sudah disusun tetapi rakyat Papua dan ketua Presidium Dewan Papua, Theys H. Eluay secara tegas menolak dan Theys Eluay berjuang hanya untuk kemerdekaan bangsa Papua.

Dalam suatu media Theys H. Eluay mengatakan, dulu saya Saulus tetapi sekarang saya Paulus. Saulus adalah seorang Jahudi yang membunuh Murid-Murid Tuhan Yesus dan ikut menyetujui penjaliban Tuhan Yesus di kayu salib. Tetapi, kemudian dalam perjalanannya ke kota Damsik, Tuhan Yesus menampakan diri kepadanya dan tiba-tiba matanya menjadi buta.

Setelah matanya disembuhkan oleh murid Yesus yang lain, dia menjadi pengikut Tuhan Yesus dan menyebarkan agama Kristen dan namanya diganti menjadi Paulus. Theys H. Eluay mengambarkan dirinya dengan sejarah rasul Paulus ini. Di mana dulu Theys H. Eluay adalah tokoh pro Indonesia kemudian dia menjadi pejuang dan tokoh besar kemerdekaan Papua.

Theys H. Eluay telah membuktikan pernyataannya, di mana ia menyerahkan tubuh dan jiwanya untuk perjuangan bangsa Papua. Dia diculik dan dibunuh pada 10 November 2001 oleh Kopasus, dan jazadnya dibuang di Koya Timur, daerah berbatas dengan Papua New Guinea. Setelah Theys H. Eluay dibunuh kemudian Otonomi khusus diterapkan di tanah Papua. Beberapa informan menjelaskan, dia dibunuh karena menolak menyetujui Otonomi Khusus Papua berbeda dengan anggota Presidium lain.

West Papua National Coalition for Liberation

West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) dibentuk untuk mendorong perjuangan setelah Presidium Dewan Papua dilumpuhkan dan mandat OPM-TPN disalah gunakan oleh orang-orang yang pro Jakarta untuk mendorong otonomi khusus Papua. Di mana kelompok pro Jakarta ini oleh Sem Karoba dalam buku-bukunya disebut orang-orang Papua-Indonesia (Papindo). Dalam kondisi para pejuang dari berbagai organ perjuangan berkumpul dan membentuk sebuah representasi atau wadah koalisi yang diberi nama West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL).

Tokoh-tokoh yang menginisiasi membentuk kualisi ini adalah para pendiri Organisasi Papua Merdeka dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Merdeka yang diproklamsikan pada 1 Juli 1971 di Victoria, antara lain Dr. Rex Rumakiek, Dr. Otto Ondowame dan almarhum Jenderal Richard Joweni, sebagai mandataris dari tuan Zeth J. Rumkorem. Kemudian tuan Andy Ajamiseba, pemimpin kelompok musik legendaris Black Brothers dan diplomat senior OPM di Pasifik, tuan Jona Wenda sebagai salah satu pemimpin Dewan Militer Tentara Pembebasan Papua Barat, dan para pejuang HAM dari Elsham Papua, dan lain-lain.

Andy Ayamiseba (kiri) dan Dr. J. Otto Ondawame (kanan).
Andy Ayamiseba (kiri) dan Dr. J. Otto Ondawame (kanan).
Koalisi ini kemudian menjadi sebuah organ politik Papua merdeka yang paling penting dalam sejarah kita di kawasan Pasifik untuk memperkuat posisi dan membangun jaringan secara regional dan internasional. Di mana Vanuatu dan negara-negara Melanesia di kawasan ini menjadi basis utama dan hasil yang mereka tanamkan puluhan tahun itu sedang kita saksikan saat ini.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun