Ketika itu kami mendengar bahwa Dr. Thomas Wanggai mati dan jazadnya akan di bawah ke Papua kami semua merasa berduka. Pada hari pengiriman jenazah kami di sekolah. Para guru di sekolah kami, SMU YPK Diaspora di kota Raja Dalam. Di mana semua siswa dilarang keluar dan kami dikunci dalam ruang kelas. Tetapi spirit kami berontak untuk melihat dan menjembut jenazah sang proklamator tersebut.
Akhirnya, kami bonggar jendela ruang kelas itu kemudian keluar dan menuju ke kampus Uncen untuk bergabung dengan mahasiswa yang sudah kumpul di sana. Di lingkaran Abepura kami bagi dua kelompok, satu kelompok ke kampus Uncen dan kelompok lain menuju ke Pasar Abepura dan melakukan aksi di sana.
Satu tahun setelah kematian Dr. Thomas Wanggai adalah krisis ekonomi dan politik di Indonesia yang mendorong reformasi. Setelah reformasi para tahanan dibebaskan dari penjara kemudian kembali melanjutkan perjuangan di Papua dan di luar negeri. Di mana Dr. Yakob Rumbiak minta suaka politik ke Australia, di mana dia tinggal dan berjuang sekarang.
Pada tahun 1995 Herman Wanggai pimpin suaka politik dengan menggunakan perahu melintasi lautan ke Australia. Di mana suatu peristiwa yang mendapat publisitas internasional luas tentang perjuangan bangsa Papua dan diberikan visa permanen bersamaan dengan peristiwa 16 Maret 2006 di kampus Uncen. Suatu demonstrasi yang dipimpim oleh Selpius Bobi, Yefri Pagawak, Kosmos Yual, almarhuma Henni Lanny, Gebze dan teman-temannya. Di mana Selpius Bobi, Kosmus Yual dan beberapa teman lain dihukum di penjara Abepura.
Ketika peristiwa ini dipublikasi oleh berbagai media Indonesia dan media internasional, pihak imigrasi Australia memberikan visa permanen kepada para pencari suaka politik yang dipimpin tuan Herman Wanggai tersebut.
Perjuangan organ ini terus berkembang baik di Jayapura, manokwari dan fora internasional. Para pejuang dari negara Federasi Melanesia Barat bersama dengan Dewan Adat Papua sebagai representasi masyarakat adat sampai pada puncak kesepakatan untuk bersatu dan rahabilitasi kemerdekaan yang sudah ada. Di mana kedua organisasi ini mendorong diselenggarakan Kongres Papua III di Lapangen Zakeus Abepura, dan dalam kongres ini proklamasikan Negara Federasi Republik Papua Barat (NFRPB) pada tahun 2011.
Peristiwa ini merupakan puncak dari kesatuan sejumlah organisasi dalam organ ini. Di mana tuan Forkorus Jaboisembut diteguhkan sebagai presiden dan tuan Edison Waromi sebagai Perdana Menteri. Inilah sejarah panjang salah satu organ utama yang menghadirkan ULMWP di Vanuatu.
Setelah dibentuk ULMWP sebagai organisasi politik representatif bangsa Papua kemudian para pemimpin dalam NFRPB pun terpecah menjadi dua kubu, di mana Presiden Forkorus Jaboisebut dan kelompoknya tidak menghendaki masuk dalam ULMWP sebagai anggota.
Presiden Jaboisembut dalam beberapa media mengatakan NFRPB adalah sebagai negara maka tetap dipertahankan dalam posisinya dan mereka tidak ingin masuk dalam ULMWP sebagai anggota. Karena ULMWP sebagai organisasi dan bukan negara. Sikap tegas itu ditunjukkan dengan tindakan pemecatan tuan Markus Haluk dari posisinya sebagai sekretaris NFPBB.
Hal macam ini selalu terulang kembali sejak Papua dianeksi dan kita belum belajar dari hal serupa sebelumnya. Karena orang Papua lebih mementingkan ego dan ambisi ketimbang agenda, tujuan dan makna perjuangan itu sendiri.
Presidium Dewan Papua
Tahun 1996 Jenderal Judas Kogoya dan Jenderal Kelly Kwalyk menyendera tim peneliti Lorenz di Mapenduma maka masalah Papua sudah mendapat publisitas luar biasa di media-media Indonesia dan Internasional. Kemudian disusul dengan peristiwa kematian Dr. Thomas Wanggai dan kerusuhan di pasar Abepura.