Namun, tidak semua tanggapan terhadap "Laudato Si" bersifat positif. Ada juga kritik yang muncul dari beberapa pihak yang mempertanyakan baik pandangan teologis maupun implikasi praktis dari dokumen tersebut. Sebagian kritikus berpendapat bahwa pendekatan Paus dalam menyoroti isu lingkungan terlalu politis dan dapat mempengaruhi netralitas gereja dalam debat ilmiah dan politik tentang perubahan iklim. Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa penekanan pada lingkungan dapat mengalihkan fokus dari isu-isu moral dan spiritual lain yang penting bagi komunitas Katolik.
Secara keseluruhan, tanggapan dan kritik terhadap "Laudato Si" menunjukkan kompleksitas dialog tentang isu lingkungan dalam konteks agama dan masyarakat. Dokumen ini, meskipun kontroversial, berhasil memicu diskusi yang mendalam dan luas tentang peran manusia dalam menjaga dan merawat bumi sebagai rumah bersama kita.
5.1. Tanggapan Positif dari Berbagai Kalangan
Laudato Si', yang diterbitkan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015, telah mendapatkan tanggapan positif dari beragam kalangan, baik dari internal Gereja Katolik maupun dari komunitas internasional yang lebih luas. Tanggapan ini menunjukkan bahwa dokumen tersebut menyentuh berbagai aspek penting yang memerlukan perhatian dan tindakan segera.
Dari kalangan gerejawi, para uskup, pastor, dan umat Katolik di seluruh dunia menyambut baik ensiklik ini. Mereka melihat Laudato Si' sebagai panduan moral yang kuat untuk menyikapi krisis lingkungan yang berdampak pada seluruh ciptaan Tuhan. Penekanan dokumen pada keadilan sosial, ekologis, dan solidaritas global dianggap sejalan dengan ajaran dasar Gereja mengenai perlindungan terhadap kaum miskin dan rentan.
Para akademisi dan ilmuwan juga memberikan apresiasi tinggi terhadap Laudato Si'. Mereka mengakui dokumen ini sebagai salah satu referensi penting yang menggabungkan keprihatinan teologis dengan fakta ilmiah mengenai keadaan bumi. Komunitas ilmiah merasa bahwa ensiklik ini berhasil meningkatkan kesadaran global tentang perubahan iklim dan pentingnya peran manusia dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Organisasi dan aktivis lingkungan mendapati Laudato Si' sebagai dorongan moral dan etis yang sangat penting. Mereka memuji dokumen ini karena tidak hanya menyoroti dampak destruktif aktivitas manusia terhadap lingkungan, tetapi juga menyerukan tindakan kolektif untuk perbaikan. Ensiklik ini menjadi landasan moral untuk mendorong kebijakan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, Laudato Si' telah memicu dialog global yang konstruktif dan mobilisasi berbagai sektoral untuk mengatasi krisis lingkungan. Tanggapan positif dari berbagai kalangan ini memperkuat relevansi dan urgensi pesan yang dibawa oleh Paus Fransiskus dalam ensikliknya tersebut.
5.2. Kritik dan Isu Kontroversial
Laudato Si telah memicu berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, termasuk kritik yang sering berfokus pada beberapa isu kontroversial yang terkandung dalam dokumen tersebut. Salah satu kritik utama datang dari beberapa kelompok konservatif yang menganggap bahwa Gereja Katolik, melalui Laudato Si, telah melampaui peran spiritualnya dan memasuki ranah politik dan ilmiah.
Kritikus lain juga mempertanyakan posisi Paus Fransiskus dalam isu perubahan iklim, menuduhnya mengadopsi pandangan ilmiah yang dianggap oleh mereka masih diperdebatkan. Mereka berpendapat bahwa Gereja seharusnya tidak mengambil sikap yang begitu tegas dalam masalah yang kompleks dan penuh nuansa ini.