Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dokumen Gereja LAUDATO SI: Respons Terhadap Krisis Lingkungan

25 Juli 2024   17:50 Diperbarui: 25 Juli 2024   17:52 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.archisevillasiempreadelante.org/el-papa-renueva-su-llamado-a-responder-a-la-crisis-ecologica-a-traves-de-la-laudato-si/

Encyclical Laudato Si' diterbitkan oleh Paus Fransiskus pada 24 Mei 2015 sebagai tanggapan resmi Gereja Katolik terhadap isu-isu lingkungan global. Dokumen ini tidak muncul dalam kekosongan, tetapi merupakan akhir dari proses panjang refleksi teologis dan sosial Gereja mengenai lingkungan hidup dan keberlanjutannya.

Secara historis, Gereja Katolik sudah terlibat dalam diskusi tentang perlindungan lingkungan sejak Konsili Vatikan II (1962-1965). Namun, baru pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, setelah banyak krisis lingkungan global seperti perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati menjadi semakin parah, Gereja mulai mengambil sikap yang lebih tipikal dan mendetail tentang masalah ini.

Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI sebelumnya sudah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kerusakan lingkungan. Mereka menekankan perlunya menghormati alam sebagai ciptaan Tuhan dan tanggung jawab manusia untuk menjaga planet ini. Akan tetapi, Laudato Si' dari Paus Fransiskus merupakan ensiklik pertama yang sepenuhnya didedikasikan untuk tema ekologi integral.

Laudato Si' juga muncul dalam konteks berbagai konferensi global yang menyoroti peran agama dalam menjaga lingkungan. Salah satu momen penting adalah Konferensi Rio de Janeiro tahun 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan (Earth Summit), yang memperkenalkan konsep pembangunan berkelanjutan yang menggabungkan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan.

Dalam konteks sejarah yang lebih luas, Laudato Si' mencerminkan perubahan paradigma dalam memahami hubungan antara teologi, etika, dan lingkungan. Hal ini juga menandai pengakuan resmi dari salah satu lembaga keagamaan terbesar di dunia terhadap urgensi krisis ekologi dan perlunya tindakan kolektif untuk mengatasinya.

2.2. Penulis dan Proses Penyusunan

Laudato Si, ensiklik yang diterbitkan oleh Gereja Katolik, adalah hasil upaya kolaboratif dan penelitian mendalam. Dokumen ini disusun oleh Paus Fransiskus dengan dukungan tim ahli teologi, ilmuwan, dan pakar lingkungan yang berdedikasi. Paus Fransiskus melibatkan masukan dari berbagai sumber untuk memastikan ensiklik ini komprehensif dan dapat diterima oleh berbagai kalangan.

Proses penyusunan dokumen ini dimulai dengan serangkaian konsultasi. Paus Fransiskus berkonsultasi dengan para ahli dari berbagai disiplin ilmu untuk mengumpulkan data empiris tentang kondisi lingkungan global. Masukan dari para ilmuwan dan peneliti lingkungan memberikan dasar empiris yang kuat, sementara pandangan teologis dari para teolog membantu mengarahkan diskusi moral dan spiritual.

Selanjutnya, dokumen ini melalui proses penyuntingan yang ketat. Paus Fransiskus bekerja sama dengan Dikasteri untuk Memajukan Pembangunan Manusia Seutuhnya, serta lembaga-lembaga akademis dan lingkungan, guna memastikan keakuratan dan kelengkapan informasi yang disajikan. Proses ini juga melibatkan umpan balik dan revisi dari berbagai komite dan konferensi para uskup.

Penyusunan Laudato Si juga didukung oleh dialog intensif dengan pemimpin lintas agama dan masyarakat sipil. Hal ini penting untuk menyelaraskan doktrin Gereja dengan kebutuhan dan tantangan kontemporer yang dihadapi umat manusia. Melalui keterlibatan berbagai pihak, Laudato Si berhasil menciptakan sebuah dokumen yang tidak hanya teologis namun juga relevan dan aplikatif bagi upaya global dalam mengatasi krisis lingkungan.

3. Struktur dan Isi Utama Dikumen Laudato Si

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun