Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

KKN Pilihan

Misteri Lenyapnya Mahasiswa KKN di Pedalaman Sukabumi

20 Juni 2024   18:13 Diperbarui: 20 Juni 2024   18:51 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bangunan tua di pedalaman (Unsplash/m wrona)

***

Keesokan harinya, Pak Rangga datang menghampiri kami. Ia menyampaikan pada kami bahwa Dito memutuskan untuk pulang lebih dulu karena menerima kabar bahwa orang tuanya kecelakaan. Pak Rangga memberikan kabar kepada Dito di tengah malam. Di antara kami, hanya Pak Rangga yang membawa handphone.

Sepertinya semalam suara langkah kaki yang aku dengar adalah suara Pak Rangga yang hendak memberikan kabar buruk pada Dito. Aku benar-benar merasa kasihan pada Dito, padahal dia sangat antusias bisa mengabdi di pedalaman Sukabumi ini. Namun, sayangnya ia malah mendapatkan kabar tak mengenakkan.

Tim pun berkurang menjadi enam anggota. Meskipun begitu, kami tetap harus melanjutkan KKN dengan semangat demi membantu warga yang ada di sini.

Kegiatan KKN pun kami lanjutkan kembali. Baru saja tiba di lokasi, aku melihat beberapa warga sedang menggotong keranda. Tampaknya saat itu ada warga yang meninggal dunia. Tak lama setelah itu, hujan pun turun.

Kami berusaha untuk berteduh di saung dekat dengan sawah. Karena kami lupa membawa bekal, Alfiyan pun berinisiatif untuk kembali ke rumah Pak RT mengambil makanan yang tertinggal sambil kepalanya ditutupi daun pisang agar tidak terkena hujan.

Namun, dua jam setelah Alfiyan pergi menuju rumah Pak RT, ia tidak kembali lagi. Rafan menyangka bahwa Alfiyan sengaja pulang untuk tidur. Kami pun kesal dan terpaksa harus melakukan kegiatan tanpa bekal.

Jam 5.30 sore kami baru sampai di rumah Pak RT. Namun, aku sama sekali tidak melihat batang hidung Alfiyan. Kukira dia memang sengaja tidur, tapi nyatanya dia tidak ada di dalam.

Langit pun mulai kembali gelap. Alfiyan belum juga pulang ke rumah. Kami pun mencoba untuk mencari ke sekitar rumah warga, namun hasilnya masih nihil. Merasa ada yang tidak beres, kami mencoba melapor kejadian ini kepada Pak RT.

Pak RT pun langsung mengerahkan massa untuk mencari Alfiyan ke penjuru desa. Pak Rangga mengonfrontasi kami, namun kami benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Alfiyan tidak mungkin kabur, sebab perlengkapannya masih ada di dalam rumah.

Lima jam setelah pencarian, Alfiyan masih belum ditemukan. Pak RT pun memutuskan untuk melapor kepada polisi keesokan harinya. Aku merasakan ada hal yang benar-benar aneh di tempat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten KKN Selengkapnya
Lihat KKN Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun