Saat turun dari bus, kepalaku terasa sangat pusing hingga aku pun sama sekali tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.
***
“Sal, kamu udah bangun?” sayup-sayup aku mendengar suara Ezar, ketua kelompok KKN, dengan tatapanku yang belum sepenuhnya jelas.
Ezar sudah memegang gelas berisi air putih di tangannya.
Aku pun berusaha untuk setengah duduk. Saat itu aku sedang dikerumuni oleh teman-temanku di ruangan yang sepertinya sebuah kamar dengan penerangan lampu petromaks berwarna oranye. Di antara mereka, aku melihat ada satu sosok yang tak aku kenali. Ternyata itu adalah Pak Asep, ketua RT yang menyewakan rumahnya kepada kami.
Pak Rangga kemudian menceritakan kronologi kejadian hingga aku ada di atas kasur ini. Tampaknya saat aku turun dari bus, mungkin karena kelelahan, aku langsung pingsan di tempat. Pak Rangga dan Ezar langsung membopongku ke rumah Pak RT.
Saat itu, langit sudah gelap. Ternyata aku sudah pingsan selama kurang lebih tiga jam. Karena perutku benar-benar lapar, aku pun makan ubi goreng yang sudah disediakan oleh Pak RT. Setelah itu, badanku mulai pulih kembali.
***
Hari Pertama KKN
Meskipun Ezar menyarankanku untuk istirahat, namun aku kekeh ingin ikut KKN di hari pertama karena keadaanku sudah pulih kembali. Akhirnya aku dan keenam temanku mulai melakukan KKN. Sementara Pak Rangga tinggal di rumah warga untuk menyelesaikan tugas disertasinya sambil memantau kami dari kejauhan.
Di hari pertama, kami mulai memetakan apa saja yang akan kami lakukan selama sebulan ke depan. Permasalahan utama di desa ini adalah mengenai sistem irigasi sawah warga yang masih belum optimal. Untuk itu, kami pun fokus pada permasalahan tersebut.