Mohon tunggu...
Erfan simanjuntak
Erfan simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Layanan Bimbingan dan Konseling kepada Anak Berkebutuhan Khusus Melalui Pendekatan Kristiani di Kelas Inklusif SLB

8 Januari 2023   21:44 Diperbarui: 8 Januari 2023   21:46 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hasil penelitian dapat diklasifikasi anak berkebutuhan khusus.

  • Tuna Laras adalah individu yang menunjukkan gangguan perilaku yang dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Penyandang tunalaras seringkali tidak dapat mengendalikan emosinya dan sulit menyesuaikan diri.
  • Tunarungu adalah orang yang mengalami gangguan pendengaran total atau sebagian.
  • Tunanetra adalah tunanetra yang penglihatannya tidak berfungsi sama sekali (kebutaan) atau hanya sebagian (low vision).
  • Tuna daksa adalah seseorang yang cacat anggota tubuhnya karena kecelakaan atau faktor bawaan. Cacat termasuk cerebral palsy, amputasi, kelumpuhan, dan polio.Tuna daksa dapat dibedakan berdasarkan derajatnya: ringan, sedang, dan berat.
  • Tuna Grahita adalah seseorang yang mengalami gangguan atau keterbatasan dalam perkembangan intelektual dan kemampuan beradaptasi.
  • Tuna Ganda adalah individu dengan kecacatan perkembangan saraf yang disebabkan oleh dua atau lebih gangguan.

Guru memberikan layanan bimbingan belajar baik di dalam maupun di luar  kelas. Di luar

 jam belajar, guru akan memberikan penyuluhan belajar berupa penambahan jam belajar. Kelas tambahan diadakan dua kali seminggu, setiap hari Rabu dan Jumat. Guru menawarkan kelas tambahan untuk anak autis dan disabilitas intelektual. Layanan orientasi diadakan setelah

 jam kelas di  perpustakaan. Guru menjelaskan beberapa mata pelajaran yang  masih sulit untuk anak-anak. Guru juga melakukan pelatihan khusus  untuk meningkatkan pemahaman bacaan Amin.Bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan guru kepada anak autis selama pembelajaran meliputi 1) perkembangan dan komunikasi, 2) pengembangan sikap dan kebiasaan baik selama pembelajaran, dan 3) pemberian penguatan. 4) pendampingan menulis, membaca dan berhitung, 5) mendampingi anak dalam persiapan ujian , 6) mendampingi anak dalam ujian pertukaran kelas , 7) memberikan layanan pendampingan.

Guru menawarkan layanan bimbingan belajar, tetapi belum terstruktur karena belum ada PPI. Guru memberikan  bimbingan belajar bagi anak autis baik di dalam maupun di luar  kelas. Guru tidak mengevaluasi anak autis dan menawarkan layanan  bimbingan belajar yang disesuaikan dengan kesulitan dan kebutuhan  anak autis, berdasarkan hasil diskriminatif dari pengamatan sehari-hari. , guru menawarkan kelas tambahan  dua kali seminggu, setiap hari Rabu dan Jumat. Di perpustakaan. Hal ini sependapat dengan  Sunaryo Kartadinata (2002: 56). Ia berpendapat bahwa siswa dengan masalah belajar tidak serta merta perlu diselesaikan dalam situasi belajar mengajar di kelas, tetapi memerlukan penampilan khusus oleh guru di luar situasi belajar. 

Bentuk  bimbingan  yang diberikan guru kepada anak autis dalam pembelajaran meliputi: 1) pengembangan dan komunikasi; 2) pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik selama pembelajaran melalui pengawasan perilaku; 3) pemberian penguatan; ) pendampingan dalam menulis, literasi, dan  5) membantu anak mempersiapkan ujian. 6) membimbing anak melalui ujian dan 7) memberikan layanan dukungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah, GPK, guru kelas, dan guru mata pelajaran memiliki pemahaman unik tentang bagaimana  anak berkebutuhan khusus dan berbagai disabilitas harus dipahami. Kepala sekolah, GPK dan guru di slb Siborong-borong tidak memiliki metode terstruktur khusus yang dilakukan secara  bertahap dengan  metode yang  sudah ada sebagaimana cara mengajar yang kreatif dan inovatif terbaru yang lebih efektif.

Kebutuhan Bimbingan dan Konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus Mengenai kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling, Thompson et al (200) menguraikan: a).Anak Perlu mengenal dirinya b). Menemukan kebutuhan khusus ABK berdasarkan kecacatannya . Kebutuhan ini datang sesuai dengan kecacatannya.c). menemukan konsep diri d). Penyuluhan Keluarga dengan ABK g) Koordinasi dengan Tenaga Profesional Lain Membantu ABK Mengembangkan Kecakapan Hidup yang Efektif dan Mandiri h). Membuka kesempatan untuk kegiatan rekreasi dan mengembangkan hobi  i).Mengembangkan keterampilan pribadi dan sosial

Kesimpulan

Kebutuhan ABK  dan keluarga mereka telah diabaikan selama bertahun-tahun. Stereotip dan sikap masyarakat harus diubah dalam menghadapi rintangan. Melalui berbagai layanan, termasuk layanan bimbingan dan konseling, anak berkebutuhan khusus dapat belajar menikmati hidup,  mandiri, produktif, dan tumbuh secara alami sesuai dengan potensinya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun