Engla Disa RamadaniÂ
engladisaramadani17@gmail.com
Â
AbstrakÂ
Pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan yang didapatkan mulai dari baru lahir sampai meninggal. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Orang dewasa yang memiliki motivasi dari dirinya sendiri untuk berubah. Apalagi di era digital saat ini semuanya serba cepat. Orang dewasa yang masih gagap teknologi dan masih belum bisa memfilter berita hoax. Sering ditemukan orang dewasa yang membagikan berita yang tidak pasti kebenarannya. Maka pentingnya mengatur strategi, prinsip, mengetahui karateristik orang dewasa, model pembelajaran di era digital, dan inovasi belajar di era digital.Â
Kata Kunci: Pendidikan, Orang dewasa, Era Digital
Â
Belajar pada hakikatnya dirasakan oleh semua orang, mulai dari anak-anak, remaja dan orang dewasa. Bagian terpenting dalam pembelajaran untuk orang dewasa ialah konsep pendidikannya atau disebut (andragogi). Dengan menggunakan konsep ini, jadi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa dalam lingkungan pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan sepanjang hayat bisa dimiliki dengan dukungan konsep spekulasi atau memakai teknologi yang bisa dikomitmenkan (Yusri, 2013). Pada saat sekarang ini manusia tidak terlepas dari penggunaan internet. Menggunakan internet sudah sebuah kebutuhan dalam setiap kegiatan yang bisa mendapatkan informasi dengan cepat. Namun, banyaknya beredar infomasi tidak benar atau seringkali disebut hoax mengharuskan orang dewasa agar dapat membedakan informasi mana yang benar dan mana yang hoax. Orang dewasa kehidupannya telah dipengaruhi oleh teknologi, sehingga 'gagap teknologi' akan membuat tertinggal dalam mendaptkan informasi, dan bakal ketinggalan untuk menuju ke arah yang lebih maju (Wahono et al., 2020).Â
Di era digital teknologi bertambah canggih dan berkembang semakin laju, sehingga menuntut orang dewasa juga dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini. Maka dari itu, orang dewasa membutuhkan pembelajaran terkait perkembangan teknologi saat ini agar tidak tertinggal dan dapat menyesuaikan diri. Sehingga pentingnya mengetahui strategi pendidikan bagi  orang dewasa, prinsip pembelajaran orang dewasa, karakteristik orang dewasa, dan inovasi pembelajaran di era digital yang dapat digunakan orang dewasa dalam pembelajaran.Â
A. Strategi Pembelajarani Warga Belajar (Orang Dewasa)Â
Berdasarkan pendapat William F. Glueck dan Lawarence Jauch, yang diartikan dengan strategi ialah sebuah kiat yang dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Sementara itu, pendapat Djamarah strategi ialah suatui garis-garis besar haluan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dengan strategi yang akan dilakukan menjadi lebih terstruktrur. Dick and Carey menyebutkan bahwa sebuah kiat terdapat satu unsur pembelajaran terdapat tiga tahap, yaitu:Â
1) Pengembangan maksud yang ada,Â
2) Merencanakani pra-pembelajaran, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut,Â
3) Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.Â
Selain itu, Mezirow menekanan bahwai orang dewasa belajar dalam empat cara mendasar (Mezirow, 2000) yakni:Â
1) Pengembangan maksud yang ada;Â
2) Penciptaani makna baru yang melengkapi kerangka referensi yang ada;Â
3) transformasi sudut pandang yang terjadi melalui refleksi atas asumsi yang dimiliki saat ini;Â
4) transformasi bingkai referensi atau kebiasaan pikiran. Orang dewasa dalam sistem pembelajarannya jika langsung terlibat, dihargai idenya dan unsur bimbingan diperlukannya atau berhubungan dengan perkejaannya serta pengetahuan yang baru baginya.
 B. Prinsip Pembelajaran Warga Belajar (Orang Dewasa)Â
Malcolmi Knowles (1986), berpendapat bahwa ada beberapa prinsip pembelejaran orang dewasa, yaitu:Â
1. Adanya keikutsertaan dalam merancang dan membuat tujuan pembelajaranÂ
2. Pengetahuani merupakan asasi aktivitasi pembelajaran.Â
3. Keinginan yang timbul untuk mempelajari yang berhubungan dengan pekerjaannya.Â
4. Mempelajari sesuai dengan permasalahan dan memerlukan dukungan dan ambisi.Â
Orang dewasa yang menjadi seorang peserta didik harus memiliki keinginan dari diri sendiri untuk berubah. Keinginan yang benar-benar ada pada diri sendiri lebih memudahkan orang dewasa untuk belajar. Hal ini sejalan yang dikatakan oleh Sadirman (2008: 84) dalam belajar diperlukan adanya motivasi (Hariyadi & Darmuki, 2019).
 Memiliki peluang mencoba tingkah laku yang baru, orang dewasa yang mempunyai keinginan untuk belajar agar merubah perilaku untuk menjadi lebih baik lagi. Seperti teori behavioristik yang menganggap manusia itu bersifat pasif dan segala sesuatunya tergantung pada stimulus yang didapatkan (Nahar, 2016). Menurut Desmita (2009:44) teori belajar behavioristik ialah teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian.Â
C. Karakteristik Warga Belajar (Orang Dewasa)Â
Orang dewasa membutuhkan orang yang dapat membimbingnya dalam belajar bukan malah mengguruinya, karena orang dewasa tidak suka digurui. Orang dewasa ialah orang yang tentunya memiliki pengalaman yang lebih banyak, pribadinya lebih matang dan kemandirian dalam mengarahkan diri sendiri, maka dari itu pentingnya memperhatkan karakteristik orang dewasa. Karakteristik orang dewasa menurut Knowles (1986) berbeda hipotesisnya dibandingkan dengan anak- anak. Hipotesis yangi dimaksudi ialah:Â
1. Berubahnya pemahaman tentang dirinya menjadi pribadi yang independenÂ
2. Manusia mengumpulkan pengalaman yang sudah didapatkan lalu dijadikan sumber belajarÂ
3. Kesanggupan belajar seseorang dilihat dari kewajiban yang diembannyaÂ
4. Sudut pandang yang berubah dari suatu pengalaman yang terhenti menjadi sebuah pengalaman yang bergerak. Haluan pembelajarannya yang berfokus pada pelajaran berubah menjadi berfokus pada problem.
 Adanya berubah pandang tentang dirinya sendiri untuk menjadi seseorang yang idenpenden. Tidak hanya menjadi seorang yang idenpenden tapi, juga mampu untuk keluar dari zona nyamannya. Orang dewasa condong berbuat sesuai keinginanya sendiri bila mereka semakin dewasa, meskipun ada saatnya mereka membutuhkan orang lain. Hal itu, membuat orang dewasa perlu belajar agar dapat menangani masalahnya sendiri dan mencari solusi atas permasalahannya. Tidak hanya bertindak sesuka hati. Tapi, dihadapi dengan dengan cara-cara yang lebih baik. Selain itu seringkali orang dewasa merasa kesulitan menggunakan teknologi yang semakin canggih. Misalnya: masih ada yang tidak pandai menggunakan hp atau hanya tahu cara menelpon saja, tapi tidak bisa menggunakan fitur-fitur yang lain; tidak bisa atau tidak mahir memakai laptop apalagi orang tua yang bekerja sebagai PNS memerlukan laptop untuk mendukung pekerjaannya. Namun, ada juga sebagian yang pandai menggunakan hp dan laptop. Tapi, banyak juga orang dewasa yang mudah termakan hoax. Terlebih lagi berita yang disebarkan ke group WhatsApp yang mana kebenaran berita itu masih diragukan. Maka dari itu, pentingnya pembelajaran di era digital untuk orang dewasa. Berikut model pembelajaran di era digital yangi bisa dipakai dalam proses pembelajaran.Â
a. Blended Learning
Blended learning ialah metode pembelajaran bermacam cara model pengajaran, gaya pembelajaran, dan model pengajaran. Blended learning adalah perpaduan antara pemebelajaran secara langsung dan pembelajaran secara online. Blendedi learningi ialah pembelajarani yangi ditunjang olehi gabungan cara belajar yang ampuh, gaya pembelajaran yang berbeda dan cara penyampaian serta ditemukan pada komunikasi terbuka di antara semua bagian yang terlibat dengan pelatihan. Sementara itu keuntungan yang didapatkan dari pembelajaran model blended learning sebagai gabungan pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi juga sebagai unsur dari interaksi sosial yakni (Sevina, Agustus 2018).Â
1) Adanya hubungan dua arah antara peserta didik dan pengajarÂ
2) Pengajaran juga dapat dilakukan secarai online ataupun langsung tatap mukaÂ
3) Blended Learning-combining instructional modalities (or delivery media)
 4) Blended Learning-combining nstructional methods (Azis, 2019).Â
Orang dewasa dapat menggunakan metode blended learning ini. Misal mengikuti sebuah pelatihan yang dikenalkan dengan dengan berbagai jenis media dialog baik online maupun offline.
 b. Distant Learning (Pendidikan Jarak Jauh)
 Pelaksanaan pendidikan jarak jauh diatur dalam undang-undangi RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 31 ayat 1 bahwa pendidikan jarak jauh ialah proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara jarak jauh. Melalui penggunaan media komunikasi. Selanjutnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 24 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) pada pendidikan tinggi pasal 2 ayat 1 mencakup: berfungsi sebagai bentuk pendidikan peserta didik yang tidak dapat mengikuti pendidikan tatap muka tanpa mengurangi kualitas pendidikan, kemudian pendidikan jarak jauh bertujuan untuk meningkatkan perluasan dan pemerataan akses terhadap pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan (Azis, 2019). Seringkal orang dewasa tidak bisa mengasah kemampuannya karena ada kesibukan, seperti bekerja, mengurus anak bagi yang sudah jadi ibu. Tapi, melalui model distant learning ini orang dewasa dapat mengikuti pembelajaran dimanapun ia berada. Asal ada jaringan yang mendukung proses pembelajaran. Tapi, bagi orang dewasa yang berada ditempat yang susah sinyal atau tidak ada jaringan model pembelajaran ini tidak dianjurkan untuk digunakan.Â
C. Mobile Learning (M-Learning)Â
Mobile Learning ialah pembelajaran dengan bantuan teknologi seluler nirkabel (smarphone). Mobile learning memberikan kemudahan pada siapa saja untuk menjangkau informasi dan materi pembelajaran dari manapun dan kapanpun. Model pembelajaran mobile learning, mendorong keaktifan peserta didik untuk selalu belajar dimanapun dan kapanpun diinginkan tanpa dibatas ruang dan waktu. Maksudnya bahwa dengan menggunakan mobile learning peserta didik diberikan kemudahan dalam belajar tanpa mengurangi tugas dan tanggung jawabnya (Azis, 2019). Metode mobile learning ini sangat membantu orang dewasa dalam proses pembelajaran. Karena kesibukan yang dimiliki orang dewasa dengan metode belajar mobile learning dapat belajar tanpa mengganggu aktifitas dan kesibukannya.
D. Inovasi Pembelajaran di Era Digital
Inovasi pembelajaran era digital sekarang ini menjadi keharusan untuk setiap lembaga pendidikan, metode-metode lama (konvensional) kurang lebih sudah mulai ditinggalkan, walaupun sebagaian masih ada yang memakai cara-cara lama dan tetap mengikuti cara baru sebagai penyesuaian diri lembaga pendidikan sebab tuntutan zaman. Berikut inovasi pembelajaran di era digital yang dapat diikui orang dewasa.Â
a. WhatsApp
Semua yang ada dalam genggaman tangan bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Masyarakat masyarakat sekarang kebanyakan tidak terlepas dari smarphone, mulai dari yang muda hingga yang tua. Orang dewasa menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi, men-share informasi, dan sebagainya. Menurut (Azis, 2019) WhatsApp sering ditemukannya dan mengikuti pelatihan berbasis WhatsApp. Sehingga pelatihannya dengan genggaman tangan, jari-jari manis yang mampu menggerakkan proses pelatihan tersebut. Beliau yakin bahwa WhatsApp mampu menjadi aplikasi yang welcome dan usefriendly.
 Ada beberapa fitur yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik sebagai media pembelajaran, yaitu:
1. Pemberian tugas, dosen mampu memberikan tugas secara cepat dan tepat ketika tidak bisa hadir atau (berhalangan)Â
2. Pengirirman silabus oleh pendidik mampu mengirimkan materi pembelajaran atau sebaliknyaÂ
3. Adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam hitungan detikÂ
4. Bimbingan dalam melaksanakan pembelajaran dengan praktisÂ
b. Google DriveÂ
Bantuan fitur yang dimiliki Google Drive membuat layanan yang satu ini memiliki peluang potensi yang sangat besar untuk dunia pendidikan, diantaranya ialah sebagai proses belajar mengajar (Azis, 2019). Seorang tutor dapat menyimpan materi pembelajarannya atau bahan tayang seperti video di Google Drive. Sehingga orang dewasa dapat melihat materi atau bahan tayang kapan pun dan dimana pun.
KESIMPULANÂ
Perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat orang dewasa harus mampu mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dengan Pembelajaran mengetahui strategi pembelajaran dan karakteristik seorang tutor atau fasilitator akan tahu bagaimana cara menghadapi orang dewasa yang tentunya tidak mau digurui, tapi dibimbing untuk berubah menjadi lebih baik. Semakin berkembangnya zaman tentunya cara belajar juga berinovasi. Melalui inovasi pembelajaran di era digital dapat dipahami bahwa begitu banyak media yang dapat digunakan orang dewasa tanpa mengganggu pekerjaannya. Karena seperti yang diketahui orang dewasa memiliki banyak tanggungjawab yang harus dipikulnya. Maka, dengan inovasi pembelajaran mempermudah orang dewasa yang ingin belajar dan dapat beradaptasi dengan teknologi di era digital saat ini.
DAFTAR RUJUKAN
 Azis, T. N. (2019). Strategi Pembelajaran Era Digital. Desember, 308--318.Â
Hariyadi, A., & Darmuki, A. (2019). Prestasi dan motivasi belajar dengan konsep diri. Prosiding Seminar Nasional, 0291, 280--286. Nahar, N. I. (2016). Penerapan Teori Belajar Behavioristik dalam Proses Pembelajaran. Nusantara (Jurnal Pengetahuan Sosial), 1(3). Wahono, Imsiyah, N., & Setiawan, A. (2020). Andragogi: Paradigma Pembelajaran Orang Dewasa pada Era Literasi Digital. Jurnal Proceeding Universitas Muhammadiyah Surabaya, 517--527.Â
Yusri, Y. (2013). Strategi Pembelajaran Andragogi. Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, 12(1), 25.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H