Mohon tunggu...
Enggar Murdiasih
Enggar Murdiasih Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu Rumah Tangga

penggemar fiksi, mencoba menuliskannya dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Cinta Tak Menemukan Muara

30 Desember 2013   12:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alangkah kejamnya aku bila memboyong ayah untuk tinggal dan menetap di kota bersama kita. Itu akan amat sangat menyiksanya, dipisahkan dari rumah tempatnya tinggal selama ini. Ada banyak kenangan yang telah diukir oleh ayah bersama mendiang ibu disana. Tegakah aku bila memisahkannya dengan paksa?

Aku mencintaimu, sangat. Tetapi aku pun tak sanggup melihat sorot mata ayah yang terluka. Kehilangan ibu merupakan beban yang teramat berat buat beliau, apalagi bila ditambah dengan rasa kehilangan dengan rumah kenangannya.

Maafkan aku Pritta....maafkan semua kekerdilan jiwaku. Bagiku, nyawaku pun tak cukup untuk menggantikan kasih sayang orang tuaku.

Yang selalu mencintaimu

Priambodo

************

Surat yang dikirim Pritt dari kampung halamannya masih tergeletak di atas tempat tidur. Entah sudah berapa lembar tissue kuhabiskan untuk menyusut air mataku yang tak henti mengalir.

Sejatinya, cinta kita tak menemukan muaranya untuk berlabuh.

=====%%%%%%%=====

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun