Mohon tunggu...
Enggar Murdiasih
Enggar Murdiasih Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu Rumah Tangga

penggemar fiksi, mencoba menuliskannya dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Cinta Tak Menemukan Muara

30 Desember 2013   12:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:21 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*****************

Aku berusaha melangkah panjang-panjang saat menyeberang, ingin segera menyerahkan proposal itu ke Pak Hardono dan balik lagi ke kantor secepat aku bisa. Bayangan harus kerja lembur menyelesaikan semua pekerjaan yang bertumpuk membuatku abai pada keadaan sekeliling.

Ciiiiiiiiiiiiiiiiitttt...... aku melompat kaget ke trotoar. Terlambat sedetik saja, tubuhku akan terbanting jatuh di panasnya aspal jalanan. Sepeda motor CC besar itu hampir saja menyenggolku. Kudengar pengemudinya menyumpah-nyumpah di belakangku.

Masih dengan jantung berdebaran, aku menuju ke lift untuk naik ke lantai 7. Saat itulah jari telunjukku dan jemari pria itu saling bersentuhan di tombol segitiga di sisi pintu lift.

"Oh, maaf ... maaf," pria itu menarik tangannya buru-buru. Wajahnya bersemu merah, menyadari kesalahannya.

Ia sedikit membungkuk, mempersilahkanku untuk masuk ke lift terlebih dahulu. Sikapnya yang simpatik dan gentle sangat menarik perhatianku.

"Mau ke lantai berapa, Mbak?" tanyanya sopan. Ujung jarinya terulur, tetapi belum ada panel angka yang disentuhnya.

"Saya, ...ooh, lantai 7," jawabku tersipu. Hampir saja aku ketahuan sedang mengamati wajahnya dari samping.

"Sama. Saya juga," katanya sambil menoleh.

Sepasang mata coklat bersorot lembut menatapku. Hidungnya yang bangir, alis mata lebat membingkai cekung bola mata, tulang pipi yang tirus, semakin menampilkan kelelakiannya.

"Terima kasih," sahutku lega. Pria itu tak menyadari kegugupanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun