Mohon tunggu...
Ende Widiyana
Ende Widiyana Mohon Tunggu... Guru - Akademisi

Pengajar Propesional yang dapat mendorong pengetahuan yang kuat kepada siswa. dapat menggunakan teknologi untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pembelajaran yang kompleks. mudah beradaptasi dengan gaya belajar yang berbeda berdasarkan siswa yang saya ajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Kaidah Tafsir dalam Memahami Makna

15 Juli 2024   04:53 Diperbarui: 15 Juli 2024   06:44 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penafsiran dengan metode tafsir maudhu'iy inilah yang dimaksud dengan tafsir kontemporer. Hal tersebut karena dengan metode tafsir maudhu'iy, tafsir Al-Qur'an akan mampu menjawab tantangan zaman dan selalu relevan dengan perkembangan zaman modern. Tafsir maudhu'iy terdiri dari dua kata, yaitu kata tafsir dan kata maudhu'iy. Kata tafsir termasuk bentuk masdar (kata benda) yang berarti penjelasan, keterangan, uraian. Kata maudhu'iy dinisbatkan kepada kata maudhu', isim maf'ul dari fi'il madhi wadha'a yang memiliki makna beraneka ragam, yaitu yang diletakkan, yang diantar, yang ditaruh, atau yang dibuat-buat, yang dibicarakan, tema, atau topik. Makna yang terakhir ini (tema atau topik) yang relevan dengan konteks pembahasan di sini. Secara harfiah tafsir maudhu'iy dapat diterjemahkan dengan tafsir tematik, yaitu tafsir berdasarkan tema atau topik tertentu. Secara terminologi Abdul Hayyi al-Farmawi mendefinisikan bahwa tafsir maudhu'iy adalah menghimpun ayat-ayat Alquran yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik masalah dan menyusunnya berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat-ayat tersebut. Kemudian penafsir mulai memberikan keterangan dan penjelasan, serta mengambil kesimpulan.16 Definisi tafsir maudhu'iy ini memberikan indikasi bahwa mufassir yang menggunakannya dituntut harus mampu memahami ayat-ayat yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Mufassir menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya dalam upaya mengetahui perkembangan petunjuk Alquran menyangkut persoalan yang dibahas. Kemudian menguraikan satu kisah atau kejadian bersadarkan runtutan kronologis peristiwa. Mufassir juga sangat diperlulan mengetahui dan memahami latar belakang turun ayat atau yang disebut dengan asbab al- nuzul (bila ada) karena hal ini sangat besar pengaruhnya dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an secara benar.

Untuk mendapatkan keterangan yang lebih luas, penjelasan ayat dapat ditunjang dari hadis, perkataan para sahabat, dan lain-lain yang ada relevansinya. Karena, pada hakikatnya tafisr maudhu'iy adalah tafsir yang menggunakan tafsir bil ma'tsur, yakni tafsir yang merujuk pada penafsiran Alquran dengan Alquran, atau penafsiran Alquran dengan Hadis melalui penuturan para sahabat. Karena mereka menyaksikan di saat turunnya wahyu. Penafsiran merekalah yang layak dijadikan sumber. Di samping itu mereka juga adalah orang-orang yang dididik oleh Rasulullah Saw secara langsung dalam berbagai aspek. Menurut pendapat Ahmad Sayid al-Kumi, hidup di zaman modern sekarang ini sangat membutuhkan kehadiran corak tafsir maudhu'iy. Karena dengan cara penafsiran yang sedemikian itu memungkinkan seseorang memahami masalah yang dibahas dan segera sampai kepada hakikat masalah dengan jalan singkat, praktis, dan mudah.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun