Mohon tunggu...
Endang
Endang Mohon Tunggu... Lainnya - Anak Bangsa, itu aja ko ----

Jangan lupa bersyukur Ig.endangsri.amin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pengembangan Pembelajaran Sosial Emosional Anak

30 Maret 2019   16:25 Diperbarui: 2 Juli 2021   15:04 10765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teladan dalam menyikapi lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan kamar atau kelas sendiri, dan sebagainya.

Baca juga : Konsep Merdeka Belajar, Guru Wajib Berinovasi dengan Menggunakan Media Pembelajaran

Metode Mendongeng atau Bercerita, Mendongeng adalah suatu kegiatan yang bersifat professional, karena membutuhkan keahlian khusus, seperti mengatur gaya dan intonasi ketika bercerita agar membuat anak tertarik untuk mendengarkan dan memahami cerita atau dongeng yang disampaikan. 

Nilai yang terkandung dalam dongeng pun harus di bungkus dengan sebaik mungkin, baru setelah selesai mendongengkan pendidik menjelasakan nilai tersebut (Santoso, 2011: 4.22-4.23).

Cerita yang disampaikan dengan baik akan mampu mengajak anak memasuki sebuah "dunia baru" dan membuat membangkitkan kehidupan yang bary dab menambah nilai seni anak (Efendi, 2006: 4). Melalui kegiatan mendongeng ini pendidik dapat  membentuk sikap anak melalui nilai, pesan, atau sikap yang terkandung dalam dongeng yang disampaikan(Santoso, 2011: 4.22-4.23). 

Selain itu juga, melalui pengenalan dan pemahaman nilai-nilai yang ada dalam kegiatan mendongeng ini, anak akan terdorong untuk terus berinteraksi dengan lingkungan dan oranglain (Efendi, 2006: 3).

Bermain Kooperatif, Menurut Nugraha (2004) dalam Wardany, Jaya, dan Anggraini (2016) bermain kooperatif adalah permainan yang dilakukan oleh sekolompok anak, dimana setiap anak mendapatkan peran dan tugasnya masing-masing yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. 

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kibtiyah (2006) dalam Wardany, dkk (2016), efek dari bermain  kooperatif menunjukkan bahwa anak yang tumbuh dengan sering bermain, secara sosial ia lebih aktif, lebih kreatif, lebih kaya akan kosa kata, lebih lancar dalam berbicara, dan lebih bahagia dalam menjalankan tugas-tugasnya jika dibandingkan dengan anak yang tidak bermain.

Kemudian menurut hasil penelitian Kartika (2015) dalam Wardany, dkk (2016), bermain kooperatif dapat meningkatkan perilaku kerjasama dan membantu anak untuk tidak berperilaku agresif. Selain itu, bermain jenis ini dapat meningkatkan rasa penghargaan pada teman sebaya, pada diri sendiri, dan ketrampulan sosial lainnya.

Baca juga : Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar

 Bermain Pura-Pura atau Bermain Peran, Kegiatan bermain peran ini dapat dilakukan sejak anak berusia 3 tahun. Kegiatan bermain ini melibatkan unsur imajinasi dan daya imitasi pada perilaku orang dewasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun