Mohon tunggu...
Endang puji lestari
Endang puji lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Intinya, selalu bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Islam dan Masyarakat

30 November 2021   19:20 Diperbarui: 30 November 2021   19:57 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13

       Hal ini diperlukan untuk terus memainkan peran pendidikan orang tua dan pendidikan sekolah. Jika kita berharap bahwa generasi ini bangsa kita tidak akan mengalami penurunan nilai-nilai budaya nasional kita, dan ini akan memperpanjang penurunan kesadaran nasional kita, memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk menyadari diri mereka sendiri. Perubahan sosial tidak bisa dihindari. Sebagai aspek kehidupan, pendidikan tidak terlepas dari masyarakat dan juga harus berpartisipasi dalam tren perubahan. Partisipasi mereka tidak terbatas pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan, tetapi juga untuk bagaimana membuat pendidikan promotor perubahan sosial. 

      Jadi kata kunci relevan yang diusulkan adalah kreativitas. Pendidikan dan masyarakat adalah dua variabel yang sulit dipisahkan. Bagaimana agar pendidikan tidak hanya terbawa oleh motor penggerak perubahan, tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan itu sendiri. Dalam hal ini, kreativitas merupakan variabel yang perlu diperhatikan. Dalam hal ini, kreativitas merupakan indikator kecerdasan. Semakin pintar seseorang, semakin besar kreativitasnya, dan kecerdasan adalah produk akal, sehingga cara mengoptimalkannya adalah dengan mengoptimalkan fungsi pikiran itu sendiri.     

      Adolphe E. Mayer mengatakan bahwa ada refleksi timbal balik antara pendidikan dan masyarakat. Hubungan keduanya tidak linier, melainkan hubungan yang saling menguntungkan (saling simbiosis). Fegerlind dalam Barnadib mencatat bahwa hubungan antara keduanya bersifat dialektis. Jika ini terjadi, perubahan sosial akan membawa perubahan dalam pendidikan, dan sebaliknya, perubahan pendidikan akan membawa perubahan dalam masyarakat. Secara teori, masyarakat sedang berubah dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Pada saat yang sama, menurut Alvin Toffler, masyarakat akan bertransformasi dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri dan kemudian menjadi masyarakat informasi. Ketiga tipe sosial tersebut memiliki budaya dan nilai yang berbeda. Masyarakat agraris merupakan masyarakat tradisional, Budaya yang paling menonjol adalah gotong royong. 

      Pada saat yang sama, masyarakat industri, menurut nilai dan budaya Jock Young Majid, menunda kebahagiaan, merencanakan pekerjaan masa depan, dan terikat oleh aturan birokrasi. rutinitas, dan sikap kerja instrumental. Bekerja keras yang produktif dipandang sebagai kebaikan. Di era informasi, masyarakat begitu kompleks sehingga sudah ada transparansi antar negara, yang membuat dunia menjadi global . Islam sebagai agama yang penuh kasih sayang tentunya sangat memperhatikan kondisi sosial. Hal ini dapat dilihat dari bukti sejarah, bagaimana Nabi Muhammad SAW melihatnya. Membangun masyarakat Arab. Kemudian terus berkembang hingga Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia. Islam membangun masyarakat melalui pendidikan, karena proses pendidikan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk membangun ummat. 

14

       Sebagaimana firman Allah SWT dalam kitabnya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali ia mengubah nasibnya sendiri." Oleh karena itu, untuk melakukan perubahan, manusia sebagai agen perubahan harus memperhatikan dua hal, yaitu: a. Sebagai makhluk yang luar biasa, ia dapat menumbuhkan kebijaksanaan dan memperluas wawasan manusia. Memiliki potensi yang besar dan dapat memanfaatkan alam dan sesama manusia untuk membangun peradaban. Kemajuan suatu negara pada umumnya ditentukan oleh upaya negara tersebut mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, tentunya dalam proses pendidikan, manusia adalah subjek sekaligus objek dalam pendidikan itu sendiri. 

        Ada banyak petunjuk dalam Al-Qur'an yang memerintahkan manusia, khususnya umat Islam, untuk menjadi cerdas dan selalu meningkatkan ilmu pengetahuannya. Pertama, Allah memerintahkan manusia untuk selalu berpikir dan menggunakan akalnya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam hidup. Tuhan memberi manusia potensi untuk meningkatkan persepsi ini. Menurut konsep Islam, perkembangan kecerdasan manusia tidak hanya bergantung pada usaha manusia, tetapi Tuhanlah yang mengambil keputusan. 

       Namun, keturunan Adam harus bekerja dan belajar keras untuk menggunakan kejeniusan dan kebijaksanaan Tuhan untuk kepentingan umat manusia, karena Tuhan secara langsung atau tidak langsung akan memberikan pengetahuan yang diinginkan manusia. Kedua, Allah SWT memberikan kebebasan untuk menuntut ilmu. Semua orang (khususnya Muslim), laki-laki dan perempuan, harus mencari ilmu dari siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Maka Allah SWT memerintahkan orang yang telah menuntut ilmu untuk menyebarkan ilmu bukan menyembunyikannya. Ini diharapkan, dan tujuannya adalah untuk memberi manfaat bagi umat manusia. Ketiga, akal manusia diperintahkan untuk menguji kekuasaan Allah dengan mempelajari dan mengelola alam demi kehidupan, selain itu juga melarang kerusakan dan pertumpahan darah. Keempat, manusia diperintahkan untuk berfantasi fil'ardh (tersebar di darat) untuk mencari ilmu. Karena setiap negara memiliki pengetahuan khusus. Perkembangan ilmu pengetahuan atau pemikiran manusia tidak akan berhenti, apalagi mundur, tetapi akan terus bergeser dari satu negara ke periode waktu tertentu. Kelima, kecintaan terhadap informasi atau pengetahuan pada akhirnya akan menumbuhkan kecintaan terhadap kegiatan belajar. Sebagaimana kita ketahui bersama, Al-Qur'an yang diturunkan pertama kali adalah perintah membaca, yang meliputi kajian tentang hakikat Tuhan, hubungan antara manusia, alam, dan fungsinya masing-masing. 

15

       Membangun etika profesi untuk membawa perubahan sosial yang besar Islam sangat memperhatikan etika profesi. Karena etika profesi akan menjadi mesin perubahan bagi manusia. Sejarah membuktikannya, bagaimana Nabi Muhammad melihatnya. Wilayah Arab dan sekitarnya dapat dikuasai, dan kemudian Islam pada akhirnya akan menyebar ke seluruh belahan dunia, yang dapat mengubah peradaban manusia. Ini semua karena umat Islam memiliki etika profesi yang sangat kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun